Berhemat tak harus dengan saprodi murah. Terobosan teknologi budidaya tanaman cabai dari PT Saprotan Utama Nusantara, mampu mengefisienkan penggunaan pupuk dan pestisida. Kualitas dan kuantitas panen bertambah.
MAJALAHTEBAR.com. Kelebihan petani hortikultura dari petani padi yakni harga jual komoditi bisa melonjak tinggi, sementara biaya produksi relatif sama. Penanaman juga bisa secara tumpangsari yang berarti bisa mendapatkan dua kali panen dalam satu lahan.
Tanaman untuk sistem tumpang sari umumnya cabai dengan kubis atau kembang kol. Khususnya, tanaman cabai menjadi andalan Uce, petani Cikidang, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
Memelihara tanaman dengan teliti, termasuk dalam membeli sarana produksi, membuatnya kerap panen sukses. Rahasianya, menurut petani yang sedang menanam 3.000 batang cabai ini, menerapkan terobosan teknologi budidaya dari PT Saprotan Utama Nusantara.
Panduan sudah tersedia, tenaga lapangan pun juga siap mendampingi. Petani seperti Uce tinggal menggunakan paket lengkap untuk budidaya tanaman cabai.
PUPUK YANG SUDAH AKRAB
Berhemat tak harus dengan saprodi murah. Pemupukan dengan produk yang sudah akrab di kalangan petani di desanya seperti FERTIPHOS, SAPRODAP, NPK 16-16-16 Pak Tani, NEOKRISTALON, MKP Pak Tani, KNO3 Pak Tani dan lainnya. Pemupukan dasar menggunakan SAPRODAP 200 kg/ha, CPN 150 kg/ha dan NPK 16-16-16 Pak Tani 50 kg/ha.Pupuk ditabur merata di sekitar tanaman atau larikan.
Pupuk Susulan I (30 – 35 HST) menggunakan SAPRODAP 150kg/ha, CPN 150 kg/ha dan CN 30 kg/ha. Pupuk susulan II (40 – 45 HST) KNO3 Putih 150 kg/ha.
Menurut Uce, musuh utama cabai ada dua yaitu ulat dan antraknosa. Agar tidak terlambat Sementara, untuk melindungi dari serangan hama dan penyakit menggunakan insektisida AVIMAX 20/100EC, fungisida TORBINOL 480SC.
Tidak ketinggalan insektisida baru OXAR 100/50 SC dan KOZIMA 50SC. Dosis mengikuti anjuran dalam label.
Berdasarkan pengalamannya, serangan ulat dan antraknosa bisa terkendali. Tanaman juga tumbuh dengan subur karena pupuknya lengkap. Ada pertumbuhan cabang baru yang berpengaruh pada bertambahnya jumlah petikan.
Selain pertumbuhan cepat, tanaman kokoh, bunga tidak mudah rontok, volume nyemprot juga berkurang. Biasanya seminggu bisa dua kali atau lebih, Uce hanya perlu menyemprot seminggu sekali. Walaupun pupuknya non subsidi, tapi setelah dihitung modal tanam tidak banyak bertambah. Justeru panennya yang bertambah bisa diatas sekilo per pohon. Padahal sebelumnya paling tinggi rata-rata 800 gram/pohon.*