MAJALAHTEBAR.com. Mencampur pestisida sering dijumpai bahkan sudah dianggap hal lazim di kalangan petani. Saat petani melakukan kegiatan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), satu tanki sprayer diisi oleh lebih dari dua produk. Bisa jadi berisi lebih dari tiga bahan aktif.
Tujuan petani melakukan kegiatan ini antara lain agar upaya pengendalian OPT bisa efektif dan efisien. Efektif maksudnya adalah tepat sasaran, sedangkan efisien yaitu hemat biaya tenaga kerja, hemat waktu, sehingga mencegah perkembangbiakan dan penyebaran OPT. Tujuan lain yakni untuk menghindari resistensi hama penyakit terhadap pestisida dengan bahan aktif tertentu.
Mencampur pestisida dengan pestisida lain bisa berdampak baik jika kita mencampur pestisida yang memang cocok untuk di campurkan, dan jika mencampur bahan aktif yang tidak saling mendukung satu sama lain akan berdampak buruk dikarenakan pestisida yang dicampur mengurangi daya keampuhannya dalam mengendalikan hama.
3 (Tiga) Prinsip dalam mencampur pestisida :
- Jangan mencampur pestisida yang sego-longan, selain boros, mencampur pestisida segolongan beresiko terjadinya reaksi. Hal itu bisa diamati bahwa setelah pencampuran apakah terjadi endapan atau penggumpalan.
- Jangan mencampur pestisida yang cara kerjanya sama, maksudnya mencampur pestisida yang cara kerja nya kontak dengan kontak, atau sistemik dengan sistemik. Yang tepat adalah mencampur pestisida kontak dengan sistemik walau pestisida yang digunakan sasaran target sama asalkan cara kerjanya beda. Cara kerja kontak atau sistemik pestisida pada umumnya dicantumkan pada setiap kemasan.
- Melarutkan pestisida yang paling sulit larut terlebih dahulu. Urutannya adalah mulai dari yang bentuk butiran (misal G, WG), bubuk (misal WP, SP, SD) kemudian larutan misal EC, SL)
Setelah tercampur sempurna dalam satu larutan, bisa ditambahkan pupuk daun dan bahan perekat. Hal ini selain efektifitasnya tercapai tentu hemat waktu dan biaya.