Melakukan pengamatan rutin penting agar tindakan pengendalian tepat. Jika tanaman kekurangan hara, maka jangan menyemprot pestisida. Lebih tepat tambahkan pemupukan.
MAJALAHTEBAR.com. Daun bendera kering di tengah musim hujan belum tentu karena serangan jamur atau hama penggerek batang padi (PBP). Keringnya daun bisa jadi sinyal dari tanaman yang mengalami kekurangan hara makro Nitrogen (N).
Demikian pula jika tanaman mendadak kerdil. Belum tentu karena wereng hijau atau penyakit kerdil rumput atau kerdil hampa. Jika penyebab kerdil rumput karena virus rise ragged stunt virus (RSV). Bisa jadi tanaman pada kena asem-aseman karena kekurangan zn.
Karenanya perlu dilakukan pengamatan rutin untuk memastikan penyebab perubahan kondisi tanaman. Pengamatan penting pula untuk mengambil langkah pengendalian.
Jangan langsung semprot karena jika penyebabnya bakteri, menyemprot insektisida atau fungisida adalah tindakan kurang tepat. Apalagi jika gejala yang diperlihatkan tanaman berasal dari kekurangan hara baik makro maupun mikro. Jika ini yang terjadi, maka langkah yang tepat dengan menambahkan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Unsur hara yang pokok bagi tanaman yakni hara makro terdiri dari unsur nitrogen (N), phosphor / fosfor (P), kalium (K). Tanaman juga membutuhkan hara makro sekunder seperti magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan belerang/sulfur (S).
Sedangkan unsur hara mikro walaupun sedikit tetap dibutuhkan alias harus ada antara lain boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibdenum (Mo), mangan (Mn), khlor (Cl), natrium (Na), cobalt (Co), silicone (Si), dan nikel (Ni). Umumnya, petani merasa kebutuhan hara tanaman sudah cukup karena sudah melakukan pemupukan dasar dan susulan.
Sementara, pemberian pupuk makro dalam bentuk padat atau cair melalui daun dengan penyemprotan di permukaan atau pada stomata daun.
Namun, pemberian pupuk melalui tabur dan semprot kadang kurang seimbang atau tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga timbul gejala kekurangan unsur hara (defisiensi). Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal, pertumbuhan kerdil, daun tanaman berukuran kecil dan berubah warna serta tanaman tidak mampu menghasilkan buah.
Lantas, bagaimana mendeteksi gejala kekurangan hara? Caranya dengan melihat perubahan fisik tanaman terutama pada bagian daun, seperti perubahan bentuk dan warna daun. Beberapa gejala defisien menunjukkan tanda kemiripan, perlu diamati dengan teliti.
Sementara, untuk mengetahui kekurangan Nitrogen (N), dengan memperhatikan daun bagian bawah. Daun tua akan menjadi hijau muda kemudian berubah menjadi kuning. Kemudian mengering dari bagian bawah ke bagian atas. daun yang mengering akan mati lalu gugur.
Bagian bawah permukaan daun muda akan tampak pucat, pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah. Akibatnya tanaman tidak akan tumbuh normal, produksi bunga dan biji atau buah rendah bahkan tidak mampu berproduksi sama sekali.
Mengatasi kekurangan hara nitrogen (N) dengan pemberian pupuk yang mengandung unsur nitrogen, misalnya urea, ZA, KNO3 atau dengan penyemprotan pupuk daun yang memiliki kandungan nitrogen tinggi. Namun jangan sampai berlebihan, karena kelebihan unsur nitrogen menyebabkan tanaman menjadi rentan terserang jamur dan bakteri, mudah roboh, batang mudah patah, pembungaan lambat, produksi bunga dan buah menurun.
Kekurangan phosphorus (P). warna daun seluruhnya berubah menjadi gelap. Terlihat pada tepi daun, cabang dan batang akan berubah menjadi warna ungu yang pelan-pelan berubah menjadi warna kuning.
Daun terpelintir, tepi daun, batang dan cabang juga berwarna ungu karena pembentukan antosianin. Pertumbuhan menjadi lambat dan tanaman kerdil. Kekurangan unsur fosfor mengakibatkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan pada tanaman. Cara mengatasinya dengan pemberian pupuk yang mengandung unsur phosphor, seperti TSP, SP 18, SP 36 atau pupuk NPK.
Sementara, gejala kekurangan Kalium (K) atau Potassium antara lain daun-daun terutama daun tua akan mengeriting tetapi tidak merata. Kemudian timbul bercak-bercak bewarna merah kecoklatan lantas daun akan mengering dan mati.
Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitasnya jelek, dan tidak tahan simpan. Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit.
Mengatasi kekurangan unsur kalium dengan pemberian pupuk yang mengandung unsur kalium (K), misalnya KCL, NPK, serta pupuk daun dengan kandungan K tinggi.
Defisiensi juga bisa terjadi terhadap hara makro sekunder seperti kekurangan Magnesium (Mg). Gejalanya, daun tua mengalami klorosis (yang awalnya bewarna hijau berubah menjadi kekuningan) dan nampak ada bercak-bercak coklat.
Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew). Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit.
Mg berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Cara mengatasinya dengan menambahkan pupuk kieserite, kapur dolomite (Mg= 18%) serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
Sementara kekurangan hara mikro contohnya Fe menunjukkan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Terjadi karena kerusakan akar. Gejala kekurangan Fe ditandai dengan warna kuning pada daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan, kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
Karenanya, berikan hara sesuai kebutuhan tanaman dengan lengkap dan berimbang. Tanaman tumbuh sehat, daya tahan terhadap gangguan hama dan penyakit lebih kuat. Produksi bisa meningkat.*