MAJALAHTEBAR.com. Apapun cerita orang yang terkait misteri atau tak tampak atau hantu atau apalah saya anggap bohong atau mengada-ada. Saya tidak sependapat dengan hal-hal tersebut. Saya menentang dan menyatakan: ‘’itu tak ada, mengada-ada.’’.
Namun setelah mengalami sendiri kejadian misteri saya menjadi berubah tigaratus enampuluh derajat. Bahwa kejadian aneh atau misteri atau alam lain itu memang benar-benar ada. Ini saya alami sendiri di sebuah hotel berbintang di Jakarta dan kebetulan saya mendapat kamar yang paling pojok. Begini ceritanya:
Saya bekerja pada perusahaan pupuk dan sedang mengadakan rapat koordinasi di Jakarta mendapat kamar paling ujung. Walaupun sempat protes. Namun memang begitu adanya ya sudah tidak apa. Begitu kamar dibuka saya merasa tidak enak seperti terasa lain.
‘’Udahlah, itu cuma perasaan,’’ kata hati saya.
Karena kelelahan seharian rapat, walaupun masih jam 20-an, rasa ngantuk saya tak tertahankan kemudian terus tidur. Saya tidur pulas.
Tengah malam entah jam berapa saya terbangun dan merasa aneh. Badan saya berat sekali. Mau bangun susah dan sepertinya ada makhluk yang mengikat saya. Atau dalam bahasa Jawanya tindihen. Mau berteriak terasa susah. Dalam situasi seperti itu saya membaca Al Qur’an surat An’nas berkali-kali. Tindihen semakin berkurang. Saya pelan-pelan bangun dan kencing di kamar mandi.
Kemudian saya berusaha tidur lagi. Namun tidak bisa. Mata sulit untuk dipejamkan, pikiran dan hati penuh tanda tanya: apa tadi??? Tak lama kemudian dari kejauhan saya merasa terdengar ada dua orang ngomong-ngomong dan saya berusaha mencari sumber omongan itu baik membuka pintu luar atau pojok kamar. Tak ada apa-apa. Sunyi senyap dan sepi sekali. Maklum di kamar paling pojok yang kanan kiri situasi di luar bangunan gedung berdiri membisu.
Saya merebahkan tubuh di tempat tidur. Sambil mata menatap langit-langit kamar dan pikiran tak karuan, badan agak gemetaran. Dalam pada itu hidung terasa mencium bau amis yang mencolok sekali. ‘’Bau apa lagi ini,’’ batin saya dan badan merinding. ‘’Apa ini yang dikatakan hantu,’’ benakku lagi.
Sambil kondisi saya tertekan menghadapi situasi itu saya tetap berusaha mau tidur biar rapat keesokkan harinya segar.
Mata masih berkedip, saya melihat di langit-langit hotel ada makhluk hitam besar sedang melangkah. Sekilas makhluk itu berbulu hitam. Mirip kera besar. Mata merah. Menyeramkan. Terus menghilang di tembok samping kiri atas saya. Melihat itu saya semakin merinding bahkan setengah menggigil. Namun reda kembali. Selanjutnya saya tidak bisa tidur lagi sampai pagi.
Setelah mengalami kejadian misterius tersebut, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa dibalik jagad raya yang serba gemerlapan ini ternyata ada kehidupan alam lain diluar batas kemampuan manusia. Dan saya yakin sekali lahir dan batin bahwa kehidupan setelah meninggal di alam kubur itu benar-benar ada hingga sampai akherat kelak.
Oleh karena itu kita persiapkan seoptimal mungkin untuk masa depan di akherat yang merupakan kehidupan kita yang kekal abadi.*