MAJALAHTEBAR.com. Keberadaan gulma selain mengganggu tanaman utama dalam perebutan makanan, juga mengganggu petani atau pekebun dalam pemeliharaan. Gulma yang sering tumbuh pada lahan kelapa sawit terutama pada tanaman belum menghasilkan (TBM) yakni dari golongan daun lebar seperti Ageratum conyzoides, Borreria alata dan Mikania micrantha serta gulma berdaun sempit.
Mengendalikan kedua gulma tersebut tidak harus dengan menyemprot herbisida. Ada upaya alternatif agar pengendalian lebih hemat dan ramah lingkungan. Dilansir MAJALAHTEBAR.com dari beberapa sumber, salah satu strategi mengendalikan gulma tanpa racun yakni dengan memanfaatkan tanaman kacang-kacangan seperti Mucuna bracteata (MB), Pueraria javanica (PJ), Centrocema puberscens (CP) dan lainnya.
Mucuna bracteata memiliki batang yang tumbuh menjalar, merambat, berwarna hijau, bentuk bulat, halus, dan lunak. Setelah tua, batangnya akan berubah warna menjadi coklat, muncul bakal bintil akar berwarna putih, dan pada ruasnya muncul perakaran. Satu tangkai daun terdiri dari 3 helaian daun (trifolia) berbentuk oval dan berwarna hijau.
Tanaman ini bekerja dengan tumbuh merambat di atas gulma dan melilit batangnya, sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat karena bersaing memperoleh sinar matahari. Penanaman kacangan Mucuna bracteata lebih baik pada musim hujan untuk mengurangi tingkat cekaman air. Penanaman Mucuna bracteata sebanyak 3 kali jumlah tanaman kelapa sawit.
Semakin tinggi populasi Mucuna bracteata, maka kecepatan penutupan akan semakin baik, sehingga semua areal tertutup dan pengendalian gulma akan semakin efektif. Penggunaan tanaman pengendali gulma ini juga bermanfaat mengurangi pergerakan hama kumbang tanduk. Penutupan lahan yang tebal dapat menghalangi terbangnya kumbang untuk mencari makan dan berkembang biak.
Selain itu, manfaat lain dari tanaman Mucuna bracteata yakni memiliki bintil akar yang dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara menjadi nitrogen dalam bentuk ion yang tersedia bagi tanaman. Jumlah unsur hara dalam tanah dengan adanya penanaman Mucuna bracteata di perkebunan kelapa sawit akan bertambah. Penambahan dari sumbangan dalam bentuk serasah maupun fiksasi nitrogen bebas.
Keunggulan lainnya dari Mucuna bracteata adalah mampu menjaga kelembapan tanah dan mencegah erosi. Toleran terhadap kekeringan dan relatif tahan terhadap naungan. Serangga hama maupun ternak kurang menyukai tanaman karena kandungan senyawa fenolik yang tinggi.
Cara memperbanyak tanaman musuh alami gulma ini dengan stek dan biji. Perbanyakan dengan stek menggunakan sistem stek patah tebu, sistem sungkup, sistem stek ganda, sistem oyot, dan sistem tanam langsung. Perbanyakan menggunakan biji dengan penanaman di areal dengan ketinggian di atas 1000 mdpl dan bertopografi datar.
Tanaman akan mulai berbunga pada umur 4,5 bulan setelah tanam. Bunga akan menjadi polong dalam rentang waktu 75-85 hari. Biji siap panen ketika polong berwarna cokelat tua dan menyebabkan gatal jika dipegang langsung dengan tangan. Untuk mendapatkan perkecambahan biji dengan menggerus kulit biji secara langsung maupun dengan pencampuran larutan asam sulfat 85%.
Pengendalian gulma dengan memanfaatkan musuh alaminya ini juga memberikan tambahan bagi petani baik dari penjualan bibit maupun hasil panen.*