Tercapainya Swasembada Pangan
Tercapainya swasembada pangan membutuhkan beberapa dukungan. Selain kondisi lingkungan, infrastruktur, mekanisasi, juga penggunaan input sarana produksi bermutu.
MAJALAHTEBAR.com. Swasembada pangan merupakan kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan produksi hasil pangan sehingga kebutuhan pangan wilayah tersebut dapat tercukupi. Namun dalam menghadapi krisis pangan dunia saat ini, kita perlu memperkuat ketahanan pangan negara dengan terus melakukan peningkatan hasil panen, sehingga kita juga dapat mewujudkan swasembada pangan. Agar ketahanan pangan dapat terwujud maka harus dilakukan berberapa faktor seperti
KONDISI LINGKUNGAN
Suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan curah hujan di setiap lahan tentu berbeda-beda, dan beberapa faktor tersebut bisa menjadi patokan untuk menentukan tanaman pangan apa yang cocok di tanam, seperti padi, jagung, dan komoditas pangan lainnya.
Lingkungan yang sesuai akan dapat mengotimalkan pertumbuhan tanaman. Tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman Selain faktor-faktor tersebut, masih ada yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Dalam beberapa kasus, kondisi lingkungan yang buruk (misalnya, terlalu sedikit air) merusak tanaman secara langsung. Dalam kasus lain, stres lingkungan melemahkan tanaman dan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit atau serangan serangga.
SISTEM IRIGASI YANG BAIK
Pengaruh irigasi terhadap hasil panen irigasi dapat meningkatkan produktivitas tanaman pangan terutama padi. Produktivitas pertanian per hektarnya menjadi lebih tinggi, sehingga lebih banyak memberikan penghasilan kepada petani dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada bidang pertanian.Kinerja sistem irigasi, diduga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu luasan , kondisi bangunan dan jaringan irigasi, sumber daya manusia tenaga operasi dan pemeliharaan, manajemen, teknologi yang digunakan, partisipasi P3A.
Adapun manfaat dari suatu sistem irigasi, adalah Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
Pengaruh irigasi terhadap hasil panen irigasi dapat meningkatkan produktivitas tanaman pangan terutama padi. Produktivitas pertanian per hektarnya menjadi lebih tinggi, sehingga lebih banyak memberikan penghasilan kepada petani dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada bidang pertanian.
PERAWATAN TANAMAN YANG TEPAT DAN OPTIMAL
Budi daya tanaman pangan terdiri dari enam tahapan, antara lain pengolahan tanah atau lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, dan pemanenan.Proses perawatan tanaman pangan cukup mudah dilakukan. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, penting sekali melakukan perawatan tanaman dari pemupukan hingga pencegahan serangan hama/penyakit sehingga kebutuhan nutrisi tanaman dapat terpenuhi dan gangguan tanaman dapat diminimalisir sejak awal.
Pengolahan lahan merupakan suatu proses mengubah sifat tanah dengan mempergunakan alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman.Untuk mengasilkan lahan yang optimal maka diperlukan penambahan pupuk organik BACTENIC dengan dosis 500kg /H dan pupuk hayati SAPTABIO dengan dosis 50 kg/ha.
Pengaruh penambahan pupuk terhadap tanah adalah untuk menciptakan suatu kadar zat hara yang tinggi, serta dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil tanaman. bahwa pemberian pupuk anorganik yang mengandung nitrogen seperti urea dapat menaikkan produksi tanaman. Keberhasilan pemupukan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tepat dosis pupuk, tepat jenis pupuk,tepat waktu dan tepat cara pemupukan
Serangan hama dan penyakit tanaman memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap tanaman termasuk penurunan hasil panen Satu di antara masalah pertanian yakni tidak terkendalinya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Hama dan penyakit tanaman menjadi permasalahan utama dalam sistem produksi pertanian di Indonesia yang dapat menyebabkan kehilangan hasil per tahunnya.Apabila serangan masih tingkat dibawah ambang batas maka bisa di kendalikan secara alami sedangkan diatas ambang batas maka bisa dikendalikan secara kimia seperti penangan gulma hama dan jamur pada tanaman .
Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan. Mencegah pula kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik.
Penyimpanan pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil pertanian. Penerapan teknologi pascapanen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
Selain itu, aplikasi teknologi pascapanen juga dapat menekan kehilangan hasil panen. Penerapan teknologi diawali dengan diseminasi teknologi, selanjutnya terjadi adopsi teknologi.
Tujuan utama dari pasca panen adalah guna menghasilkan panen sesuai standar nasioal yang berlaku. Tindakan pasca panen ini bertujuan untuk meminimalisir hasil yang kurang memuaskan pada periode tanam selanjutnya.
MENGGUNAKAN MEKANISASI
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Dengan mekanisasi, proses pembudidayaan jadi lebih cepat dan lebih hemat. Penggunaan teknologi mekanisasi pertanian secara penuh dalam usahatani padi juga meningkatkan produksi dan juga menghemat tenaga kerja dan biaya produksi. Penggunaan mekanisasi pertanian seperti pengolahan tanah dengan traktor/rotavator. Penanaman dengan rice transplanter, penyemprotan dengan drone sprayer, dan panen dengan combine harvester.
Dilihat dari segi ekonomi, usahatani dengan penggunaan teknologi mekanisasi pertanian penuh sangat efisien dan menguntungkan petani. Mesin seperti traktor dan pemanen dapat melakukan tugas jauh lebih cepat daripada tenaga manusia.
Namun, pertanian mekanis juga dapat menimbulkan dampak negatif. Contohnya, biaya awal yang tinggi, masalah lingkungan, dan penggusuran lahan pertanian skala kecil . Mekanisasi pertanian memiliki beberapa kelemahan, antara lain biaya awal yang tinggi. Biaya pemeliharaan yang berkelanjutan, dan hilangnya pekerjaan karena berkurangnya kebutuhan tenaga kerja .
Dengan demikian mekanisasi pertanian memberikan dampak pada peningkatan pendapatan atau ekonomi petani. Peningkatan ekonomi ini juga berdampak pada, peningkatan dan taraf hidup masarakat sekitarnya.*