Meskipun Harga Cabe Tidak Stabil Tapi Panen Tetap Maksimal
Meskipun harga cabe tidak stabil tapi panen tetap maksimal. Caranya, gunakan pupuk hayati atau yang mengandung banyak mikroba SAPTABIO maupun TRICHOSIDA yang berfungsi untuk merombak mikroba didalam tanah yang merugikan.
MAJALAHTEBAR.com. Cabai merupakan komoditas sayuran yang cukup strategis, baik cabai merah maupun cabai rawit. Pada musim tertentu, kenaikan harga cabai cukup signifikan sehingga memengaruhi tingkat inflasi. Fluktuasi harga ini terjadi hampir setiap tahun dan meresahkan masyarakat, tetapi belum ada solusi konkret dari pemerintah untuk mengendalikan lonjakan harga tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim hujan produksi cabai biasanya selalu rendah karena sebagian besar sawah ditanami padi, dan di lahan kering banyak petani yang enggan menanam cabai. Alasan klasik, karena risiko gagal panen tinggi, biaya produksi tinggi terutama untuk pestisida, dan produktivitasnya lebih rendah daripada di musim kemarau.
Berdasarkan hal tersebut direkomendasikan beberapa kebijakan untuk mengatasi gejolak harga cabai, yaitu peningkatan luas tanam cabai pada musim hujan, pengaturan luas tanam dan produksi cabai pada musim kemarau, stabilisasi harga cabai, dan pengembangan kelembagaan kemitraan yang andal dan berkelanjutan.
POLA TANAM BEDA
Naiknya harga cabai ini ternyata disebabkan oleh pola tanam dan masa tanam cabai yang berbeda serta lebih lama ketimbang jenis sayuran lainnya. Selain itu, permintaan tinggi dari masyarakat juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam fenomena naiknya harga cabai ini.
Hasil panen dari tanam di tingkat petani untuk cabai ini harus menunggu empat bulan, kemudian Penyebab utama yaitu kebutuhan dari masyarakat yang meningkat. Seperti untuk hari-hari besar keagamaan yang kebutuhan masyarakat terhadap buah cabe yang tinggi dan tidak ada panen raya maka harga akan meningkat sedangkan yang tanam dan mau panen tanaman cabe sedikit.
Untuk tingkat nasional kebutuhan cabai juga tinggi. Berlaku untuk semua jenis cabai dari mulai jenis cabai merah besar, rawit, keriting. Mendekati hari raya keagamaan ini biasanya yang paling mahal jenis cabai rawit.
Cabai itu lebih lama dipanennya ketimbang sayuran lain, permintaan masyarakat juga tinggi jadi otomatis harga mengalami kenaikan. Lahan pertaniannya juga kan tetap sama segitu tidak bertambah luas walaupun permintaan pada waktu-waktu tertentu meningkatalasan mengapa harga cabai selalu fluktuatif atau naik turun. Yaitu harganya sangat mahal jika turun bisa sangat anjlok. “Salah satu faktornya adalah kondisi alam atau cuaca,” terangnya.
Selain faktor cuaca yang tak menentu, memburuknya kondisi tanah akibat penggunaan pupuk terlalu lama, juga ikut menurunkan produksi dan pada gilirannya mengatrol harga sesuai hukum permintaan dan penawaran. Ketidakmerataan distribusi juga ikut berdampak pada fluktuasi harga cabai.
Petani cabai sangat rentan mengalami risiko gagal panen. Di sisi lain juga memiliki peluang besar untuk untung besar ketika cuaca mendukung. Ketika terjadi gagal panen, kata dia, supply dan demand atau permintaan menjadi sangat jauh posisinya. Sehingga, harga cabai sangat tinggi dan tidak bisa dihindari. Begitu juga sebaliknya jika harganya sedang anjlok, maka terjadi over supply.
Misalnya saja dengan melakukan perencanaan yang matang. Dia menuturkan, ketepatan penggunaan biaya produksi bisa dilakukan. Mengatur pemberian pupuk yang tepat guna, waktu, dan dosis. “Bisa memakai pupuk organik atau pestisida nabati sebagai alternatif,” ulasnya.
Penyebab harga cabe yang tidak stabil karena tanaman terserang hama dan penyakit. Adapun serangan yang mengkhawatirkan tanaman cabe yaitu tanaman layu dan busuk buah karena jamur dan bakteri.
SAPTABIO DAN TRICHOSIDA
Untuk mengatasi atau menanggulangi tanaman yang terserang akibat jamur atau bakteri maka bisa menggunakan pupuk jenis hayati atau yang mengandung banyak mikroba. Salah satunya yaitu pupuk hayati SAPTABIO maupun TRICHOSIDA yang berfungsi untuk merombak mikroba dalam tanah yang merugikan.
Penggunaan SAPTABIO untuk tanaman cabe dengan dosis 100kg/H sedangkan TRICHOSIDA dengan kosentrasi 5gr/L atau setiap 500gr. Encerkan dengan air 150 Liter untuk mencegah tanaman biar tidak layu. Penggunaan bisa secara bersamaan saat pengolahan lahan atau bersamaan saat pemupukan.
Sedangkan untuk tanaman yang terserang busuk buah bisa menggunakan fungisida SIDABIN 200/150 SC degan kosentrasi 2ml/liter.
Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam menangani hama pada tanaman cabe yaitu jenis hama kutu kutuan. Hama ini menyerang pada tanaman muda sampai tua yang berakibat daun tanaman menjadi kuning dan keriting. Untuk pengendaliannya bisa menggunakan pestisida yang bersifat sistemik seperti TOPDOR 10 WP.
Menggunakan kosentrasi 3gr/L maupun SIDAMEC 20 EC Kosentrasi 2ml/L serta SIDATHIAM 315 SL kosentrasi 2ml/L. Gunakan secara bergantian.
Sementara, satu-satunya jalan dalam menciptakan pola pemasaran yang sehat dan sportif, petani menjualkan cabai hasil panennya langsung ke pengecer, tidak melalui tengkulak. Sebab, sambungnya, tengkulaklah yang biasa menentukan harga dari petani dan bisa mematok harga dengan selisih jauh ke pasar.
Dengan membuat konsep koperasi, terbukti bisa memperbaiki pendapatan petani. Jalur pemasaran bisa dipotong lebih pendek. Sehingga harga bisa menjadi stabil di pasaran.*