MAJALAHTEBAR.com. Budidaya pertanian pada tanaman pangan maupun hortikultura menghadapi tantangan berupa musim yang berubah-ubah. Harga jual juga kadang meningkat tajam. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal saat harganya tinggi maka perlu memperhatikan pengolahan lahan yang sempurna, pengendalian OPT dan perlakuan saat pasca panen.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan lahan yang sempurna merupakan tolak ukur keberhasilan dalam budidaya pertanian. Ini merupakan sebagai pondasi awal dari bercocok tanam. Karenanya harus memenuhi beberapa kriteria seperti PH yang normal ( PH 6), banyak kandungan unsur organik dan mikroba di dalam tanah, bebas bakteri dan jamur yang merugikan.
Apabila lahan tersebut belum memenuhi kriteria maka di dalam budidaya pengolahan lahan akan terjadi beberapa serangan hama dan penyakit yang disebabkan dari tanah.Untuk memperbaiki struktur tanah saat pengolahan lahan bisa di gunakan produk SAPTABIO dari PT. Petrosida gresik yang merupakan pupuk hayati yang didalamnya terdapat beberapa kandungan mikroba yang baik untuk tanah.
Penggunaan pupuk hayati SAPTABIO sangat mudah. Bisa mendukung berbagai jenis tanaman. Caranya dengan sebar pada saat pengolahan lahan, mencampurkan bebarengan pada saat pemupukan pupuk kimia. Bisa juga dengan cara pengocoran. Untuk dosis SAPTABIO pada tanaman padi menggunakan 50 kg/H sedangkan untuk tanaman hortikultura 100kg/H.
Untuk tanaman hortikultura peran utama terpenting SAPTA BIO dalam pengendalian layu oleh jamur maupun bakteri. Oleh sebab itu PT.Petrosida gresik membuat terobosan terbaru untuk menanggulangi serangan tersebut dengan produk TRICOSIDA.
Produk ini mengandung beberapa mikroba yang berfungsi untuk memperbaiki akar pada tanaman. Untuk tanaman Hortikultura penggunaan TRICOSIDA dengan cara pengocoran dengan kosentrasi 3-5 gr/L. Lakukan minimal 3 kali pengocoran dengan interval 2 minggu sekali.
PENGUJIAN SAPTABIO
Secara pengujian lapangan produk SAPTA BIO ini oleh hampir 1.000 petani. Secara keseluruhan menunjukkan tingkat kepuasan petani terhadap produk ini juga luar biasa.
Data terbaru pengujian oleh kelompok tani desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Hasilnya terjadi peningkatan produktivitas hasil panen yang lebih tinggi daripada lahan tanpa menggunakan saptabio. Pada saat pengenalan tersebut aplikasi sapta bio oleh hampir 50 petani dengan luasan 10 hektar padi.
Dari hasil tersebut menunjukkan penggunaan SAPTA BIO memang mampu meningkatkan produtivitas hasil yang nyata. Bukan kaleng-kaleng dan bukan asal obrolan sales keliling.
Namun secara riset, pengujian lahan dan pembuktian secara terbuka bersama dinas Kabupaten, Kecamatan dan pihak pemerintahan Desa. Menunjukkan pula penyampaian informasi produk tidak terputus.
Cara aplikasi SAPTA BIO yang baik adalah sebelum tanam atau setelah tanah diratakan (garu). Kemudian apabila terlambat belum aplikasi lakukan penaburan bersama pupuk kimia di usia 15 HST dan maksimal aplikasi adalah 35 HST.
Aplikasi sapta bio bersama pupuk kimia tidak menjadi kendala. Namun harus saat itu juga ditaburkan, apabila tidak pupuk kimia akan cepat meleleh dan susah untuk ditabur.
Respon positif dari POPT Sukoco dan Koordinator penyuluh pertanian Kec. Cerme Sriyono. Hasil panen ini memang luar biasa. Kalo melihat kondisi awal, tidak tega melihat padi yang menguning, akar tidak mau berkembang, tanah masam dan berbagai masalah yang ada.
“Namun setelah berkoordinasi dengan Petrosida Gresik dan mengikuti pola budidayanya. Alhamdulillah ubinan kok dapat 7,4 Kg atau setara 10 Ton perhektar. Sekali lagi sungguh diluar dugaan,” ujar Sukoco yang diiyakan Sriyono.
Respon serupa juga disampaikan oleh Camat Cerme Umar Hasyim. Menurutnya, hasil panen padi musim ini memuaskan dan membanggakan.
Untuk kegiatan edukasi dan konsultasi terkait budidaya tanaman padi yang optimal dapat langsung menghubungi official kami di SIDACARE pada platform media social seperti instagram dan facebook.*