Peran Kalium pada Bawang Merah, Benarkah Sensitif Pada Klor???
MAJALAHTEBAR.com. Kalium (K) memegang peran penting dalam proses fisiologi tanaman. Pertama, dalam aktivitas stomata, K membantu proses fotosintesis. Kedua, K berkontribusi pada transportasi air dan unsur hara, apabila supply K cukup maka penyerapan air dan unsur hara akan berlangsung lebih baik.
Selain itu, K berpengaruh positif dalam aktivasi enzim, yang pada akhirnya berperan terhadap proses kimia yang terjadi di dalam tanaman. Dalam fotosintesis, K berperan dalam pembentukan adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi untuk proses tersebut. K juga terlibat dalam sintesis karbohidrat serta transport hasil fotosintesis ke seluruh jaringan tanaman.
Tidak hanya itu, K turut serta dalam pembentukan protein, memainkan peran penting dalam beberapa proses biologis. Selain dampaknya pada proses fisiologis tanaman, K juga memiliki keterkaitan dengan kualitas hasil panen. Dengan perannya dalam transportasi hasil fotosintesis dan sintesis protein, K dapat meningkatkan kualitas panen berupa umbi yang berkualitas.
DAMPAK KLOR BERLEBIHAN
Seperti halnya segala sesuatu dalam kehidupan, terlalu banyak dari hal baik pun bisa menjadi bumerang. Klor yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dan dapat meningkatkan hidrasi jaringan tanaman. Ini mengakibatkan penyerapan air yang berlebihan, dimana akan mempengaruhi daya simpan umbi bawang merah dan mengurangi kualitas untuk pengolahan lebih lanjut.
KALIUM PADA BAWANG MERAH, PILIHAN PUPUK YANG TEPAT
Peran Kalium pada Bawang Merah, benarkah sensitif pada Klor? Untuk memaksimalkan manfaat K, ada tiga jenis pupuk K yang biasa digunakan antara lain Kalium Klorida (KCl), Kalium Sulfat, dan SuburKali Butir. Kalium Sulfat dan SuburKali Butir berbeda dengan KCl, karena Kalium Sulfat dan SuburKali Butir memiliki kandungan klor yang sangat rendah atau bisa dikatakan bebas klor, sementara KCl mengandung klor cukup tinggi.
Pemakaian KCl dalam budidaya bawang merah dapat mempengaruhi daya simpan umbi. Meskipun klor aman digunakan dalam bentuk KCl, intensitas penyiraman atau curah hujan tinggi dapat dengan cepat melarutkan klor, yang pada gilirannya mempengaruhi tanaman. Namun, perlu dicatat bahwa bawang merah yang ditujukan untuk pembibitan sebaiknya menggunakan pupuk bebas klor demi hasil yang lebih optimal.
Langkah pertama adalah pemilihan pupuk yang tepat seperti Suburkali Butir, mengandung kalium 30%, magnesium 10%, dan sulfur 17%. Komposisi ini sangat sesuai untuk pembentukan dan pembesaran umbi tanaman bawang merah.
Aplikasi pupuk K perlu disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. K dibutuhkan mulai dari awal penanaman hingga panen. Pada fase vegetatif, tanaman membutuhkan sekitar 20-30% dari total kebutuhan K. Ini mendukung pertumbuhan daun dan batang yang lebih baik.
Ketika tanaman memasuki fase pembentukan dan pembesaran umbi, dosis K perlu ditingkatkan sekitar 70-80% dari kebutuhan total K. Pada fase ini, K berperan penting dalam meningkatkan hasil dan kualitas umbi, memaksimalkan akumulasi dry matter, dan mengurangi penyusutan hasil panen setelah dikeringkan.
Dalam merancang strategi pemupukan bawang merah, perlu mempertimbangkan tidak hanya jenis pupuk yang digunakan tetapi juga faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas penyiraman untuk meningkatkan hasil tanaman bawang merah secara efektif.
**Untuk dosis dan cara pemakaian, download Apps Petani Cerdas di Google Playstore.