Kombinasi penggunaan SAPTABIO dan TRICHOSIDA melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit. Pertumbuhan lebih cepat dari biasanya. Pupuk ini bisa maksimalkan produksi, sehingga pendapatan petani bertambah.
MAJALAHTEBAR.com. Naiknya harga pupuk justeru menjadi peluang bagi petani untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sarana produksi. Bahan penyubur alternatif hendaknya tetap mengandung hara yang seimbang.
Belakangan pupuk alternatif dengan komposisi lengkap juga banyak tersedia. Petani yang senang mencoba hal baru, seperti Misdi, menemukan pupuk bio yang memberikan perubahan nyata padaa tanaman padi.
“Perkembangan anakan maksimal. Bahkan, tanaman saya yang saya sendiri tadinya pesimis akan panen. Setelah saya aplikasikan, ternyata tak butuh waktu lama langsung kembali segar,” ujar petani Desa Guranganyar, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur menuturkan pengalamannya.
Lebih menyenangkan lagi, penggunaan pupuk Urea dan NPK subsidi berkurang separuh dari dosis biasanya. Petani sekitar yang melihat tanaman Misdi juga sempat terkejut.
Kepada para petani yang bertanya, Misdi mengaku hanya menggunakan pupuk SAPTA BIO. Produk baru dari PT Petrosida Gresik ini menghasilkan respon positif karena mengandung tujuh mikroba potensial.
Perubahan nyata juga terjadi pada tanaman padi milik Kosim, petani Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan, Gresik, Jawa Timur. Tanaman yang rusak terserang tikus, masih bisa tumbuh lagi mengejar petak sebelah yang tumbuh normal.
Lahan seluas 1.300 m2 dari total 3 ha lahan garapan Kosim menggunakan SAPTA BIO. Uniknya pada petak tersebut Kosim tanpa menggunakan Urea. “Tapi kalau dihitung-hitung malah lebih hemat. Beberapa hari lagi panen daun bendera masih hijau. Senangnya lagi, serangan sundep, wereng maupun blas Alhamdulillah aman. Biasanya sudah sering nyemprot,” ungkapnya.
Sementara, Muzammil, petani Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur menggunakan SAPTA BIO dan TRICHOSIDA pada tanaman terong Jepang (Nasubi) dan semangka. “Perkembangan tanaman cepat. Petikan juga semakin rapat atau nambah. Menyenangkan sekali karena terong ini sudah ada pasarnya,” katanya.
Muzammil optimistis, panen semangka juga akan nambah. “Ini terlihat dari jarak ruas yang panjang. Tanaman juga lebih keker, nyemprotnya berkurang,” ujarnya sambil menunjukkan perubahan pada batang tanaman semangka tanpa ajir.
PUPUK HAYATI
SAPTA BIO merupakan pupuk hayati SAPTA BIO adalah Pupuk yang mengandung mikroba dan bermanfaat untuk membantu dan mendorong pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati masuk ke dalam pembenah tanah/sekumpulan organisme hidup (makhluk hidup) yang aktivitasnya dapat memperbaiki kesuburan tanah.
Pupuk hayati SAPTA BIO diberikan ke dalam tanah bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur makro maupun hara mikro, menyuburkan tanah sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman budidaya yanag ditanam. Di Indonesia pupuk hayati yang beredar umumnya jenis pupuk hayati dari jenis yang mengandung mikroorganisme majemuk.
SAPTA BIO adalah pupuk hayati yang berbahan aktif mikroba seperti yang dapat menambat nitrogen bebas,bisa menghasilkan zat pengatur tumbuh,sebagai pelarut fospat dan perombak bahan organic Penggunaan pupuk hayati SAPTA BIO tidak untuk menggantikan pupuk organic melainkan untuk mengeefektifkan penggunaan pupuk N dan P Pemakaian pupuk hayati SAPTA BIO dalam luasan 1 H untuk tanaman padi 50 kg sedangkan untuk tanaman hortikultura 100 kg dengan cara penaburan saat pengolahan lahan.
Kandungan bahan aktif pada SAPTA BIO
- Azospirillum, Acotobacterchrococcum, dan Pseudomonas, pseudoalcaligenes
- Aspergilustubingensis, dan Penicillum sp
- Streptomycesplicatus
- Mineral dan bahan organik lainnya
Pemanfaatan mikroba baik bakteri, cendawan, maupun jenis yang lainnya dalam bentuk pupuk hayati SAPTA BIO untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan semakin menarik minat masyarakat untuk meneliti dan mengaplikasikannya secara luas
PT.PETROSIDA GRESIK mengembangkan teknologi formulasi pupuk hayati saat ini karena fokus pada tantangan masa depan yang semakin berat, yaitu fenomena semakin meluasnya lahan pertanian yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan ataupun kekeringan akibat perubahan iklim.
Dengan menciptakan inovasi baru dalam formulasi pupuk hayati SAPTA BIO untuk membantu tanaman bertahan dalam kondisi lingkungan yang kurang normal dan ekstrem serta sekaligus mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik NPK. Keunggulan pupuk hayati selain efisiensi penggunaan pupuk anorganik juga berperan dalam mengoptimalkan produksi pangan karena mikroba (agen hayati) dalam pupuk hayati yang saat ini dikembangkan mampu membantu tanaman dalam menghadapi berbagai macam stres atau cekaman akibat faktor lingkungan seperti salinitas, kekeringan, dan genangan, serta untuk menghadapi cekaman akibat gangguan hama dan penyakit.*