Pengadaan alsintan untuk petani atau kelompok Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui program Taksi Alsintan. Kementan memberikan pendampingan kepada petani yang memanfaatkan program ini.
MAJALAHTEBAR.com. Setelah mendapat kabar baik dengan pengakuan IRRI terhadap kemampuan Indonesia meraih swasembada beras, sektor pertanian menjadi sorotan. Hingga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program Taksi Alsintan untuk mendukung mekanisasi pertanian. Peluncuran Program ini bersamaan peluncuran Lumbung Pangan (Food Estate) berbasis Mangga, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Agustus 2022 lalu.
Presiden mengharapkan, lumbung pangan yang terintegrasi dengan sistem irigasi ini akan meningkatkan produktivitas pertanian di Gresik. Penanaman mangga di kurang lebih total 1.000 hektar di empat kecamatan dalam tiga tahun ke depan dapat dipanen. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar seperti Timur Tengah, ke Cina, ke Jepang, ke Eropaogram Taksi Alsintan
Program Taksi Alsintan bertujuan untuk menghadirkan teknologi pertanian di tengah-tengah petani dan akselerasi pemulihan ekonomi di sektor pertanian. Taksi Alsintan merupakan program penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan kredit usaha rakyat (KUR) dengan pemberian subsidi bunga dari pemerintah.
“Pemiliknya nanti satu, entah kayak ini UD Pesanggrahan, ada UD Dwi Putra Raya, dan lain-lain, mereka memiliki alsintannya dan disewakan kepada petani-petani,” ujar Presiden seperti dimuat laman Ditjen Tanaman Pangan.
Melalui pendanaan dari perbankan dan subsidi bunga dari pemerintah, Presiden meyakini petani akan memanfaatkan program Taksi Alsintan. Bentuknya bisa pembiayaan bunga rendah dan pemberian uang muka yang membantu.
Presiden juga optimistis dengan penggunaan alat pertanian modern seperti combine harvester dan rice milling unit (RMU) dapat meningkatkan produktivitas petani karena mampu menekan kehilangan atau food loss dalam produksi. Melalui penggunaan alat ini food loss dari setiap produksi bisa ditekan, mengingat food loss masih tinggi sekali, 12-13 persen.
Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil menjelaskan program Taksi Alsintan merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta melatih kemandirian para petani. “Program ini berkaitan langsung dengan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga petani bisa lebih mandiri,” ujar Ali.
Ali mengatakan kemandirian petani merupakan arahan langsung dari Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam menjalankan pembangunan pertanian ke depan. Karena itu, pemerintah juga meluncurkan program food estate untuk meningkatkan produksi nasional.
Menurut Ali, dengan keterbatasan dana APBN saat ini, pemerintah harus bisa berinovasi melalui pola investasi seperti layanan KUR. Apalagi Presiden telah menyetujui anggaran KUR ini kepada usaha pertanian melalui program Taksi Alsintan.
Ali menilai sejauh ini realisasi KUR sudah cukup bagus karena tingkat serapanya cukup tinggi. Apalagi, kata dia, program tersebut memiliki bunga rendah, yaitu enam persen. Saat ini relaksasi sampai bulan Desember pun turun menjadi tiga persen.
“Nah ini yang harus kita manfaatkan. Siapapun boleh mengambil KUR supaya program Taksi Alsintan ini semakin berkembang,” kata Ali.
Penggunaan Alsintan juga dapat disewakan melalui skema koperasi atau unit usaha taksi alsintan. Menurut Ali, penyewaan bahkan bisa per hari hingga per jam. Penyewaan altsintan untuk membantu olah tanam, panen, dan pasca panen.
Program ini, menurutnya dapat memberikan keuntungan untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha tani. “Ini juga mengatasi masalah tenaga kerja pertanian dan waktu kegiatan pertanian lebih efisien,” tutur Ali.
Sebelumnya, Direktur Alsintan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah menegaskan, Kementan mengupayakan agar petani, kelompok tani maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) bisa bertransformasi menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern. Sehingga usaha tani lebih efisien dan keuntungan petani pun menjadi berlipat.Menurutnya, banyak negara seperti Jepang telah menggunakan teknologi dalam pengolahan lahan hingga panen selama 50 tahun. Sedangkan Indonesia baru tujuh tahun mentransformasi pertanian dari tradisional menjadi mekanisasi.
Sebagian besar petani melakukan pengolahan tanahnya tidak lagi menggunakan kerbau atau sapi, namun sudah dengan alsintan. Bantuan dalam bentuk alsintan pun mulai berkurang. Jika pada 2015, anggaran untuk pengadaan alsintan mencapai Rp 2,5 triliun, namun di 2020 hingga 2022 ini, pembelian alsintan untuk petani tersisa Rp 700 miliar.
Kementan mengarahkan pembiayaan melalui KUR pertanian yang penyalurannya hampir Rp 90 triliun pada 2021. Alokasi program Taksi Alsintan di sembilan provinsi yang menjadi sentra pertanian. Perbankan tidak perlu takut merealisasikan KUR Taksi Alsintan kepada petani karena petani akan mendapatkan pengawalan dan pembinaan dari Kementan. Dengan demikian, kredit macet dalam KUR Alsintan ini bisa berkurang.
Salah satu provinsi yang telah memanfaatkan program ini yakni Sumatera Selatan. Terdapat lima penyalur KUR Alsintan yakni BNI, Mandiri, BRI, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Sumsel. Sedikitnya sebanyak 17 alsintan senilai Rp 48,7 miliar antara lain berupa combine harvester, traktor roda 4 dan jenis alsintan lainnya.*