Sejak 2001, Mulyono, petani bawang merah Brebes, Jawa Tengah beralih menggunakan produk MKD, karena kualitasnya jelas nyata bagus dan harganya terjangkau. Tanaman jadi kokoh dan kekar, umbinya lebih keras, padat, serta warnanya merah terang. Bibit tahan simpan di gudang hingga 2 musim tanam.
MAJALAHTEBAR.com. Luqman Nul Hakim, petani bawang merah asal Bima – NTB dan Mulyono dari Brebes – Jateng, membagikan pengalaman usaha tani bawang merah yang sudah mereka tekuni sejak puluhan tahun silam. Terutama ketika menggunakan produk-produk unggulan MKD yang telah mereka manfaatkan beberapa tahun terakhir.
Mulyono dan Luqman mengakui setiap musim tanam bawang merah tidak bisa lepas dari rongrongan hama maupun penyakit. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lantaran perubahan iklim, hama utama yang kerap menyerang yaitu ulat grayak (Spodoptera exigua dan hama dalam tanah seperti orong-orong, jangkrik, dan uret. Apalagi pada musim kemarau basah seperti sekarang, intensitas serangan ulat grayak sangat tinggi,” ucap Mulyono yang sudah 21 tahun menekuni usaha tani bawang merah. Penyakit seperti moler (Fusarium oxysporum) dan trotol alias bercak ungu (Alternaria porri), lanjut dia, juga ada tapi tidak separah serangan ulat grayak.
Hal serupa disampaikan Luqman Nul Hakim yang bertanam bawang merah sejak 15 tahun silam. “Kini hama yang paling ditakutkan adalah Ulat Grayak. Ditambah gangguan dari dalam tanah. Sedangkan penyakit seperti moler tidak lagi menjadi penyakit utama,” ujar Lukman yang menanam 40 hektar (4.000m²) bawang merah.
Tanpa pengendalian yang tepat, serangan tinggi Ulat Grayak dalam semalam dapat menghabiskan seluruh tanaman. “Untuk melindungi dan merawat tanaman, sejak 2001, saya beralih menggunakan produk MKD, karena kualitasnya jelas nyata bagus dan harganya terjangkau. Ada 6 produk yang saya gunakan. Dalam beberapa tahun terakhir yang banyak saya manfaatkan yaitu GORDON 320 EC, Nemaguard 10 GR dan biostimulan Forsil,” ujar Mulyono yang kini mengusahakan 1,5 hektar bawang merah.
Biasanya, ulat grayak mulai menyerang pada tanaman berumur 40 hari setelah tanam (HST). Namun, sebagai langkah pencegahan, Mulyono sudah menyemprotkan Gordon 320 EC mulai umur 20 HST. Konsentrasi yang ia gunakan 25 – 30 ml per tangki 16 liter dengan interval. “Sebenarnya, dengan konsentrasi rendah sesuai anjuran juga cukup karena bahan aktif Gordon 320 EC tertinggi dikelasnya. Namun, para petani bawang merah di Brebes akan merasa afdol bila menggunakan konsentrasi tinggi,” ujar Bambang S, Agronomist MKD Wilayah Brebes, Jawa Barat.
Selain Gordon 320 EC, Mulyono juga mengaplikasikan insektisida Metindo 40 SP. “Karena sasarannya telur Ulat Grayak penyemprotan saya lakukan mulai umur 12 – 15 HST, dengan interval 2 hari sekali,” terangnya. Sebagai pencegahan penyakit, lanjut dia, penyemprotan dicampur fungisida Nemispor 80 WP. Penyemprotan pestisida tersebut, ia hentikan 1 minggu sebelum panen. Khusus untuk mengendalikan hama dalam tanah, Mulyono mempercayakan kepada Nemaguard 10 GR. “Kebutuhannya sangat irit, hanya 5 kg per hektar. Semula saya tidak percaya lantaran dengan merek lain sampai 15 kg per hektar. Karena petugas MKD bertanggungjawab dan hasilnya benar, akhirnya saya berani menggunakan Nemaguard 10 GR,” tambahnya.
Mulyono menjelaskan, pada musim kemarau basah, hama dalam tanah yang paling banyak adalah orong-orong, sehingga perlu aplikasi Nemaguard 10 GR . Aplikasinya cukup 2 kali, yaitu saat pemupukan pertama pada usia 10 HST, dan pemupukan kedua umur 22 HST. Penggunaan Nemaguard 20 GR, imbuh dia, juga mampu mengurangi datangnya kleper (ngengat) karena baunya menyengat.
Selama budidaya, Mulyono juga mengaplikasikan Forsil. “Penyemprotan cukup 3 kali, yakni umur 12 HST, 22 HST dan 35 HST, dengan konsentrasinya 30 – 40 ml per tangki 16 liter,” katanya.
Dengan FORSIL, lanjut dia, tanaman jadi kokoh dan kekar, daun tegak, serta tidak mudah roboh. Umbinya juga lebih keras dan padat, serta warnanya merah terang. Tak hanya itu, hasil panen juga meningkat hingga 10%. “Bila dijadikan bibit, tahan simpan di gudang hingga 2 musim tanam, tidak keropos, dan tidak tumbuh tunas,” ungkapnya.
Keunggulan produk-produk MKD, juga dirasakan Luqman. “Sejak 2017 hingga sekarang, untuk merawat bawang merah, saya tetap menggunakan produk MKD. Ada beberapa produk yang saya gunakan, antara lain GORDON 320 EC, NEMAGUARD 10 GR, dan FORSIL,” jelasnya.
Luqman mulai menyemprotkan GORDON 320 EC pada umur tanaman 15 HST. Konsentrasi anjuran sesuai dengan rekomendasi setempat. Agar telur Ulat Grayak gagal menetas, GORDON 320 EC dicampur insektisida Metindo 40 SP.
Yang jelas, menurut Luqman, setelah dibandingkan dengan banyak insektisida sejenis, kualitas GORDON 320 EC paling stabil. “Memang, respon petani paling bagus kepada GORDON 320 EC. Sejak diperkenalkan pada tahun 2017 hingga sekarang, keberadaan GORDON 320 EC belum tergantikan,” ucap Taufikur Rahman, Agronomist MKD Wilayah NTB.
“Hingga sekarang, GORDON 320 EC tetap efektif mengendalikan ulat. Walaupun serangan ulat menimbulkan kerusakan yang parah, tanaman masih bisa diselamatkan hingga 80%,” terang Luqman. Selain itu, GORDON 320 EC juga tidak menimbulkan toksik pada tanaman. Sedangkan untuk mengendalikan hama dalam tanah, Luqman menaburkan 4 kg NEMAGUARD 10 GR untuk 4 hektar kebunnya. Aplikasinya diawal tanam, dibarengi dengan pemupukan dasar. Sementara itu, guna mewaspadai serangan penyakit, Luqman mengaplikasikan fungisida MKD yang berbahan aktif difenokonazol. Penyemprotan awal pada umur 15 HST. Interval penyemprotan 5 – 7 hari sekali. Bila intensitas serangannya tinggi, ia menggunakan konsentrasi 120 ml pertanki 16 liter dengan interval yang sama.
Sejak FORSIL masuk NTB pada tahun 2020, Luqman pun tak ketinggalan memanfaatkannya. Ia mengaplikasikan FORSIL sesuai anjuran, 3 kali penyemprotan selama budidaya. “Hasilnya jelas, tanaman kokoh dan tidak mudah terserang hama penyakit karena daun terlapisi FORSIL. Hasil panen juga meningkat, dari 1 ton menjadi 1,1 – 1,2 ton per 4 hektar dengan kualitas umbi sangat baik. Bahkan saat menyimpan di gudang 6 – 7 bulan, kualitas umbi tetap baik, tidak bertunas dan tidak keropos,” paparnya.
Luqman menyimpulkan, selain efektifitasnya tinggi, harga produk MKD sangat terjangkau, dan mudah diperoleh. “Ditambah lagi, petugas lapangannya juga seperti saudara sendiri,” ujarnya. Lantaran itu pula, ia setia menggunakan produk-produk MKD.*