MAJALAHTEBAR.com. Pemupukan dengan NPK 12-12-17-2 PAK TANI dan perlindungan tanaman kubis dengan OXAR 100/50 SC pertumbuhan lebih cepat, panen lebih berbobot. Keuntungan bertambah.
H. Asep Nyanyang, petani sayuran Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Garut Jawa Barat menyatakan, harga boleh tinggi, tetapi panen harus lebih bagus, sehingga petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Lahan 8 patok (3.200 m2) yang digarapnya di Cikajang mampu menampung populasi 7.000 batang tanaman kubis varietas Green Nova.
Lebih menariknya lagi, sambung H. Asep, pemupukan lengkap khususnya pada pemupukan susulan menggunakan harga NPK 12-12-17-2 PAK TANI dengan dosis 4 kg per drum (200 liter) menghasilkan pertumbuhan kubis lebih cepat dengan bobot terbaik. Pemupukan susulan kedua dengan cara kocor dilakukan pada umur 25 Hari Setelah Tanam (HST). Dosis yang sama dengan pada pemupukan kocor ketiga pada 35 HST. Sedangkan pada pemupukan susulan kocor pertama pada 15 HST menggunakan NPK 16-16-16 PAK TANI.
“Nge-krop nya lebih cepat dan bobotnya mantap masuk 2 kilo lebih. Ini sudah laku Rp 45 juta. Jadi kesimpulannya ini lebih menguntungkan,” ungkapnya sambil menunjuk ke arah lahan kubis menjelang panen kubis Agustus 2022 lalu.
Harga pada pertengahan Agustus 2022 lalu kubis di tingkat petani Rp 4.000/kg. “Walaupun harganya sedang turun tapi penjualan yang saya peroleh hampir sama di lahan saya yang lain saat harga kubis Rp 9.000/kg. Ini akan saya teruskan pada musim berikutnya,” ujarnya bangga.
Pertumbuhan tanaman kubis yang bagus milik H. Asep juga karena menggunakan produk perlindungan tanaman yang tepat. H. Asep menggunakan OXAR 100/50 SC untuk mengendalikan ulat daun kubis (Plutella xylostella). “Sengaja saya baru nyemrot sekali untuk menjajal keampuhan produknya. Ternyata sudah dua minggu tidak menyemprot lagi, kubis masih aman. Ulatnya tidak kelihatan lagi,” tambahnya.
Perbedaannya cukup jauh dengan tanaman yang tanpa menggunakan kedua produk tersebut atau pada petak kontrol. Pertumbuhan tanaman pada petakan ini telihat biasa, bahkan lebih banyak daun yang berlubang diserang ulat.
Penggunaan 2 produk baru dari PT Saprotan Utama Nusantara tersebut pun membuat H. Asep ingin menyarankan petani lain segera menggunakannya. Meski ada penambahan belanja pupuk, tetapi bisa meraih peningkatan panen yang lebih besar, sehingga hasil akhirnya petani mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
Tanaman cabai rawit yang menjadi tumpang sari, menggunakan pupuk gratis. Hasilnya pun lumayan sebagai bonus untuk harga yang saat itu sedang berada pada level Rp 25.000/kg. Kesimpulannya, 2 aplikasi H. Asep menguntungkan.*