MAJALAHTEBAR.com. Hampir semua sudut di pulau Bali menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Termasuk potensi pertanian yang memikat seperti pengembangan kopi Bali dengan nama pasar Bali Kintamani.
Ternyata, meneguk kopi Bali di tempat asalnya Kintamani sambil menikmati hawa dataran tinggi terasa jauh lebih nikmat. Penasaran? Singgah saja ke Grand Puncak Kintamani yang masih dalam area Kabupaten Bangli, Bali.
Selain meneguk kopi khas Bali dan kopi varian lainnya, pengunjung bisa menikmati makanan khas nusantara di resto Grand Puncak Sari. Resto kopi berada pada sisi atas tepat di depan parkir atau di kedai Tegukopi. Menjangkau area ini juga relatif mudah bisa dengan kendaraan roda dua dan roda empat ini
Perpaduan kedai kopi yang dengan barista berpengalaman, dengan suasana dataran tinggi Kintamani. Tampak jelas pemandangan gunung Batur yang bisa cocok untuk background foto dengan beberapa spot khusus yang menarik. Danau batur yang merupakan danau kawah yang berada di kaldera gunung berapi aktif ini juga terlihat dari tempat ini. Berikut bekas letusan di lereng gunung yang tampak bekas tumpahan materi vulkanik.
Pengunjung boleh memilih tempat makan yang ada selama masih tersedia karena setiap hari tempat ini ramai pengunjung baik warga Bali maupun dari daerah lain. Fasilitas parkir, toilet hingga mushola tersedia dan bersih.
Menjangkau lokasi ini juga relatif mudah. Menggunakan kendaraan (mobil) sendiri dari Kota Denpasar hanya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Jalan raya yang dilalui juga beraspal bagus.
Jika ingin menyaksikan proses pengolahan kopi maka perlu turun lagi ke arah Tampaksiring ada Agro Wisata Satria di Jalan Raya Tampaksiring, Kintamani, Desa Basangambuh, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Selain berwisata, pengunjung juga bisa merengkuh edukasi guna memperkaya pengetahuan soal kopi. Baik sejarahnya, jenisnya, proses penanaman, proses pengolahan hingga penyajian.
Akan menemukan pula kopi luwak berikut bisa melihat luwaknya di kandang. Dikenal beberapa luwak antara lain luwak pandan (hitam dan alabu abu), luwak injin (hitam), luwak ketan (cokelat). Tanaman kopi berada 900 meter di atas ketinggian permukaan laut.
Kopi arabika di sini terdapat dua tipe yaitu arabika betina yang memiliki karakter biji kopi yang datar dan memiliki biji kecil. Sedangkan arabika jantan lebih tajam serta mempunyai kadar caffein lebih tinggi dan pekat serta biji kopi lebih besar.
Musim panen berlangsung dua kali Juni dan Desember. Saat musim panen pengunjung bisa melihat proses pengolahan kopi mulai dari biji hingga siap minum. Kopi khas Bali Kintamani yang sudah tersohor ke penjuru negeri hingga mancanegara.*