Home / Pestisida

Senin, 2 Desember 2024 - 14:41 WIB

Strategi Pencegahan Cerdas untuk Melindungi Tanaman Jagung: Kunci Peningkatan Hasil Panen

Strategi pencegahan cerdas untuk melindungi tanaman jagung: kunci peningkatan hasil panen

MAJALAHTEBAR.com. Strategi pencegahan cerdas untuk melindungi tanaman jagung: Kunci peningkatan hasil panen. Salah satu tantangan utama dalam pertanian jagung adalah pengelolaan gulma, hama, dan penyakit yang dapat menurunkan hasil panen. Namun dengan strategi ini termasuk penggunaan herbisida petani berhasil mengendalikan gulma. Dengan pengelolaan yang baik, hasil panen jagung dapat ditingkatkan secara signifikan yang pada akhirnya berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

POTENSI JAGUNG DALAM KETAHANAN PANGAN 

Jagung memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, baik sebagai bahan pangan pokok maupun pakan ternak. Beberapa alasan mengapa jagung penting untuk ketahanan pangan meliputi: sumber karbohidrat, pakan ternak, industri pengolahan. Produksi jagung yang tinggi dan berkualitas baik sangat penting untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung industri pakan ternak. Meski demikian, produksi jagung selalu menghadapi berbagai tantangan di lapangan, diantaranya: serangan hama, penyakit tanaman dan pertumbuhan gulma.

Pentingnya pengelolaan gulma dalam produksi jagung merupakan salah satu faktor kunci untuk memaksimalkan hasil panen jagung. Gulma yang tumbuh secara berlebihan di lahan jagung akan bersaing dengan tanaman utama, untuk mendapatkan sumber daya. Jika tidak dikelola dengan baik, gulma dapat menyebabkan pengurangan hasil panen secara signifikan.

Maka dari itu, penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma sangat penting untuk dilakukan karena ini merupakan metode yang paling efisien dan efektif untuk mengendalikan penyakit dalam pertanian jagung skala besar.

CARA INI TEBUKTI MENINGKATKAN HASIL PANEN

Jaidin, Kalil dan Ahmad merupakan Mitra Petani asal Lampung dengan penuh semangat yang terus mengusahakan jagung manis. Harga jual hasil panen yang tidak dapat diprediksi, tidak melumpuhkan semangat mereka untuk terus membudidayakan jagung manis.

Mereka menyadari, komoditas pertanian, termasuk hortikultura di dalamnya, hingga kini tidak memiliki kepastian harga jual. Lantaran itu pula, agar usaha tani jagung manis berkelanjutan, mereka lebih memfokuskan diri pada perbaikan budaya. Menurut mereka, dengan adanya perawatan yang baik, hasil panen akan optimal.

Maka dari itu penggunaan dan pengaplikasian herbisida harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat sasaran. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan herbisida yang tepat dapat meningkatkan hasil panen jagung secara signifikan. Dengan berkurangnya kompetisi antara tanaman jagung dan gulma, tanaman dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk tumbuh dengan optimal.

Baca juga  Dizzo Hadir Mengatasi Ulat Bawang Merah

Hasil panen jagung yang tinggi akan mendukung ketahanan pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Pengendalian gulma yang efektif juga dapat mengurangi biaya tenaga kerja, karena petani tidak perlu melakukan penyiangan manual yang memakan waktu.

Meski budidayanya terbilang mudah, mereka juga mengakui dalam setiap musim tanam, gangguan hama penyakit dan gulma selalu ada. Namun, berkat kepiawaian mereka dalam mengelola tanamannya, tiap musim tanam mereka mampu menuai panen sesuai harapan. Mereka pun berbagi solusi dalam mengendalikan gulma maupun hama dan penyakit, agar hasil panen tetap tinggi.

Gulma yang biasa tumbuh di kebun jagung antara lain wedusan atau badotan (Ageratum conyzoides) dan jotang (Synedrella nodiflora). Sementara gulma golongan rumput, contohnya yaitu lulangan (Eleusin indika) dan teki (Cyperus rotundus).

Sedangkan hama utama yang kerap mengganggu yakni ulat grayak FAW (Spodoptera frugiperda). Selain jebret, petani jagung manis juga masih harus menghadapi penyakit bulai yang disebabkan cendawan Peronosclerospora maydis. Dan penyakit busuk batang yang disebabkan oleh bakteri Dickeya zeae.

Ada dua strategi yang dilakukan oleh Kalil dalam mengendalikan gulma dan perlindungan tanaman. Sebelum mengolah lahan, khususnya untuk pembukaan lahan baru, ia menyemprotkan herbisida Elang 480 SL dengan dosis 50 – 100 ml per tanki 16 liter. Pada penanaman berikutnya, Kalil menggunakan herbisida setelah tanam ketika umur tanaman 12 hari setelah tanam (HST) serta 30 HST, setelah pemupukan susulan pertama dan kedua.

Pada umur 12 HST tersebut, Kalil melakukan penyemprotan herbisida selektif purna tumbuh NEOCRON 80 OL serta herbisida sistemik selektif pra tumbuh dan purna tumbuh UNIBRO 500/50 SC. Kedua herbisida ini ia campurkan dengan dosis masing-masing 100ml dan 50ml per tanki 16 liter. “Dengan cara ini, hingga menjelang panen, kebun sudah bersih dari semua gulma,” ujar Kalil menjelaskan. Dalam melindungi tanaman dari serangan hama maupun penyakit, Kalil pun melakukan secara preventif.

Baca juga  FMC Meluncurkan Fungisida Baru Untuk Petani Kentang Di Indonesia

Pendekatan preventif atau pencegahan merupakan strategi utama yang dapat membantu petani menghindari atau meminimalkan dampak negatif dari gulma hama dan penyakit pada jagung. Tindakan pencegahan sangat penting dalam pertanian karena memungkinkan petani untuk menghindari kerugian besar akibat serangan yang muncul secara tiba-tiba.

“Beberapa jam sebelum tanam, benih saya campurkan dengan FORSIL. Dosisnya 20 ml FORSIL per 2.5 kg benih. Upaya ini membantu tanaman tahan dari serangan penyakit bulai,” tandasnya. Selain itu, imbuh dia, FORSIL juga ia aplikasikan melalui penyemprotan hingga menjelang panen.

Menurut pengalaman Kalil, pada umur 0 – 7 HST, tanaman jagung manis juga sangat rawan terserang lalat bibit yang menyebabkan penyakit jebret. “Bila tidak dikendalikan, akibatnya bisa fatal, tanaman bisa puso alias gagal panen,” ucapnya.

PANEN JAGUNG SESUAI HARAPAN

Oleh karena itu, ia menyemprotkan capuran insektisida klorpirifos 600 g/l + sipermetrin 60 g/l (STARELLE 660 EC) ditambah fungisida metal tiofanat 500 g/l (TOPSINDO 500 SC), dengan dosis masing-masing 20 ml dan 20-30 ml per tanki 16 liter. Penyemprotan dengan formula ini, ia ulang setiap 2 hari sekali

“Alhamdulillah, dengan strategi yang saya terapkan, setiap kali tanam saya berhasil memanen jagung manis sesuai harapan,” bangga Kalil. Dia menjelaskan bahwa pengaruh penggunaan produk Forsil sangat nyata untuk tanaman jagung manisnya. Tanaman tumbuh baik dan seragam dengan lingkar batang besar. Daunnya pun menjadi lebar, hijau mengkilat, dan lentur.

Perbaikan budidaya dilakukan juga oleh Jaidin yang sudah menekuni usaha tani jagung manis sejak 2011. Sebelum dirotari (dibajak), lahan yang akan ditanami disemprot herbisida kontak purna tumbuh TOPZONE 276 SL dengan dosis 150 ml per tanki 16 liter. Jaidin mengakui, dengan melakukan perbaikan budidaya, khususnya dalam perawatan dan perlindungan tanaman, hasil panen dapat ditingkatkan.

“Saya bersyukur, hingga kini produk-produk dari MKD masih dapat diandalkan. Selain harganya terjangkau, mudah diperoleh, dan kualitasnya manjur. Ditambah lagi ada petugas lapang yang sangat membantu petani ketika ada kendala di lapangan,” tuturnya.*

Share :

Baca Juga

Pestisida

Drone Sprayer: Aplikasi Pestisida Jadi Makin Hemat

Pestisida

Paket Lengkap PT Saprotan Utama Nusantara Tanaman Padi: Tanaman Subur Terlindungi Maksimal

Pestisida

Rahasia Tenang Mengusahakan Cabai

Pestisida

Meningkatkan Ketahanan Pertanian dalam Menghadapi Tantangan Iklim

Pestisida

APROPI Berhasil Menyelenggarakan Event Tahunan Bagi Pelaku Usaha Pestisida Bersama Agrochembiz Show Indonesia 2024

Pestisida

Berproduksi Optimal di Musim Hujan

Pestisida

APROPI : Produksi Dalam Negeri Makin Banyak Diminati Petani

Pestisida

Peluang Pestisida Baru Masih Ada Karena OPT Tak Kenal Libur