Meski tahun ini produksi menurun, Jawa Timur masih menjadi pemuncak produksi padi nasional tahun 2022. Produksi gabah meningkat di Sumatera dan Sulawesi.
MAJALAHTEBAR.com. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis luas panen padi di Indonesia mencapai 8,69 juta hektare (ha) pada Januari-September 2022. Jumlah tersebut turun 0,86% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 8,77 juta ha.
Sementara, potensi luas panen padi Indonesia sebesar 1,91 juta ha pada Oktober-Desember 2022 atau lebih tinggi 0,27 juta ha (16,45%) dibandingkan realisasi luas panen padi pada Oktober-Desember 2021 yang sebesar 1,64 juta ha. BPS memprediksi total luas panen padi di Indonesia tahun 2022 mencapai 10,61 juta ha.
Angka tersebut meningkat 1,87% dari tahun sebelumnya yang seluas 10,41 juta ha. Luas panen padi Indonesia terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera.
Secara rinci, Jawa menyumbang total luas panen padi seluas 5,54 juta ha atau sebanyak 52,24%. Sedangkan, Sumatera berpotensi menyumbang seluas 2,21 juta ha atau sebesar 20,88% pada 2022. Lalu, potensi luas panen padi di Sulawesi sebesar 1,51 juta ha atau 14,27%. Potensi luas panen di Kalimantan sebesar 681.937 ha atau 6,43%. Potensi luas panen padi di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 570.355 ha atau 5,38%. Maluku dan Papua berpotensi menyumbang luas panen padi sebesar 84.864 ha atau 0,80%.
Berdasarkan luas panen tersebut, BPS memperkirakan produksi padi di Indonesia tahun 2022 mencapai 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG). Walaupun sedikit ada peningkatan sebesar 2,32% dari tahun sebelumnya yang mencapai 54,41 juta ton GKG.
Maka produksi beras nasional sekira 32,07 juta ton sepanjang tahun ini atau bertambah 718.030 ton atau meningkat 2,29%. Produksi tahun 2021 tercatat sebesar 31,36 juta ton.
Melihat caatatan BPS per provinsi, produksi gabah Jawa Timur tahun ini 9,68 juta ton, sedikit menurun dari tahun lalu yang mencapai 9,79 juta ton. Turun sekitar 1,05%. Meski demikian, angkat tersebut masih menempatkan Jawa Timur sebagai pemuncak produksi gabah nasional tahun 2022.
Peringkat kedua yakni Jawa Tengah dengan produksi gabah sebesar 9,58 juta ton. Senada dengan Jawa Timur produksi gabah di Jawa Tengah tahun ini juga mengalami penurunan sebesar 0,4%.
Provinsi dengan lumbung padi terbesar ketiga adalah Jawa Barat dengan total produksi gabah sebanyak 9,62 juta ton tahun ini. Berbeda dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah produksi padi di Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup besar yakni sebesar 5,56% tahun ini.
Peringkat keempat sebagai sentra produksi padi tahun ini adalah Sulawesi Selatan dengan total produksi gabah sebesar 5,34 juta ton. Sulsel tahun ini mampu mendongkrak produksi gabah sebesar 4,9% dari tahun lalu yang mencapai 5,09 juta ton.
Sementara Peringkat kelima adalah Sumatra Selatan. Produksi gabah di provinsi ini sebesar 2,76 juta ton, mengalami kenaikan cukup tinggi yakni sebesar 8,11% dari tahun 2021 yang mencapai 2,55 juta ton.
Adapun peringkat keenam produksi gabah secara nasional adalah provinsi Lampung, dengan total produksi tahun ini sebesar 2,66 juta ton. Produksi gabah di Lampung meningkat 7,08%. Produksi tahun lalu yang mencapai 2,49 juta ton.
Sementara peringkat ketujuh adalah Sumatra Utara dengan produksi beras sebesar 2,13 juta ton atau naik 6,36% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 2 juta ton.
Provinsi dengan peringkat produksi padi delapan adalah Provinsi Banten yakni dengan total produksi sebesar 1,7 juta ton pada tahun ini. Peningkatan produksi padi di Banten cukup tinggi yakni mencapai 10,8% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 1,60 juta ton.
Peringkat kesembilan adalah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan produksi gabah sebanyak 1,53 juta ton. Produksi padi di Aceh ini mengalami penurunan sebesar 6,21%. Tahun lalu produksi mencapai 1,63 juta ton.
Peringkat kesepuluh adalah provinsi Nusa Tenggara Barat. Catatan BPS provinsi ini memiliki produksi gabah sebanyak 1,46 juta ton pada tahun ini atau meningkat 2,6% dari tahun 2021 yang mencapai 1,4 juta ton.
Sebagai catatan dari data BPS ini menunjukkan Kalimantan Tengah yang digadang-gadang menjadi sentra baru produksi pangan secara nasional belum menunjukkan kenaikan produksi. Produksi gabah di wilayah Kalteng tahun ini baru mencapai 353.865 ton. Angka ini bahkan lebih rendah sebesar 7,17% jika dari tahun lalu yang mencapai 381.190 ton dalam setahun.
Catata BPS tentang sepuluh provinsi teratas penghasil gabah nasional tersebut hendaknya memberi semangat petani. Kenaikan harga sarana produksi seperti pupuk dan pestisida serta perubahan iklim menjadi tantangan petani dalam meningkatkan produktivitas. Kabar baiknya, harga gabah di beberapa daerah belakangan mulai naik.*