Serealia tergolong padi-padian yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir atau biji sebagai sumber karbohidrat atau pati. Komoditas ini dapat menjadi sumber pangan pokok bagi masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Semua bagian tanaman serealia yang dipanen, baik daun, batang maupun bulir/biji dapat dimanfaatkan untuk untuk pakan dan bahan baku industri tertentu. Bulir/biji serealia selain dimanfaatkan untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan, aneka pangan olahan.
Berdasarkan Kepmentan No 104 tahun 2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian dijelaskan bahwa yang termasuk komoditas serealia dan menjadi binaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terdiri dari padi dan palawija (jagung, sorgum, hotong, hanjeli, soba dan gandum). Berikut di bawah ini beberapa komoditas yang termasuk komoditas serealia.
padi
Padi (Oryza sativa), dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.300 mdpl. Umur panen bervariasi tergantung jenis varietas padi yang ditanam, rata-rata 3-4 bulan dengan produktivitas 5,2 ton/ha.
Merupakan tanaman penghasil beras sebagai sumber pangan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Beras memiliki kandungan gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, besi, magnesium, phosphor, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan serat.
Kandungan gizi pada setiap jenis beras bervariasi tergantung varietasnya. Bahkan terdapat beberapa varietas padi yang dikategorikan beras khusus untuk kesehatan.
Beras juga digunakan sebagai bahan baku aneka olahan pangan (seperti kue basah, ranginang, tape dll) dan industri makanan berbahan baku tepung beras. Adapun bekatul dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak/ikan, minyak bekatul, kue bekatul dan tepung bekatul. Sedangkan sekam padi dapat dimanfaatkan untuk media tumbuh, briket, bahan baku gerabah, bahan baku lem, bahan baku panel dan sebagainya.
Jagung
Jagung (Zea mays L.) dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Umur tanaman jagung 3 bulan dengan produktivitas 5-6 ton/ha.
Jagung dapat dikonsumsi secara dikukus, direbus, digoreng atau dibakar. Jagung juga merupakan bahan baku utama industri pakan ternak,minyak goreng (corn oil); gula rendah kalori; tepung jagung (maizena) dan di masa datang energi ramah lingkungan (biofuel).
Jagung memiliki indeks glikemik yang rendah dan memiliki flavor yang tidak asam, karbohidrat yang dapat menjadi alternatif pengganti beras (beras jagung). Jagung juga memiliki kandungan serat yang bermanfaat untuk mengatasi kontipasi.Kandungan protein 10-15%, Vitamin B,C,E dan antioksidan.
Jagung dapat dimanfaatkan mulai dari batang, daun, tongkol dan biji. Batang jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik. Begitu juga daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik. Selain itu juga untuk pakan ternak dan sebagai sumber serat.
Tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan, bahan bakar, kompos dan bahan baku industri. Adapun biji jagung selain dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan seperti beras dan aneka olahan pangan lainnya juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan dan industri pangan.
Sorgum
Sorgum (Shorgum bicolor). Tanaman ini cocok dikembangkan pada agrkolimat kering dengan suhu tinggi, curah hujan rendah dan lahan yang terdegradasi. Umur panen 4 bulan dengan produktivitas 6 ton/ha.
Sorgum dapat dikonsumsi seperti beras dan aneka olahan pangan serta pakan. Mengandung antosianin yang bermanfaat sebagai antioksidan, mengandung protein yang lebih tinggi dibanding beras, memiliki kandungan serat yang cukup tinggi dan kaya akan besi dan fosfor. Sorgum dapat dimanfaatkan batang, daun dan biji. Batang sorgum dapat dimanfaatkan sebagai bahan kemasan, untuk pakan dan gula. Begitu juga daunnya dapat dimanfaatkan untuk kemasan, pakan dan pupuk kompos. Sedangkan biji sorgum dapat dimanfaatkan untuk pakan, berasan seperti nasi sorgum dan tepung sorgum yang digunakan sebagai bahan aneka produk olahan makanan (mie, roti) dan minuman.
Hotong
Hotong (Setaria etalica. L Beauv), cocok dikembangkan di daerah marginal, ladang, huma sampai dengan 1.000 dpl. Umur panennya 3,5-4 bulan dengan produktivitas 1,2-2 ton/ha.
Hotong dapat dikonsumsi seperti beras, dikukus, dibuat bubur dan makanan jajanan tradisional. Hotong juga digunakan sebgai bahan baku tepung dalam pembuatan kue. Hotong memiliki kandungan serat pangan tingi, mengandung P, Fe, Ca dan indeks glikemiknya rendah.
Komoditi ini dapat dimanfaatkan mulai dari daun, batang , kulit dan bijinya. Daun dan batang hotong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Adapun bijinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan pangan, antara lain: bubur, tepung untuk aneka kue dan snack, minuman sehat (yogurt) dan aneka jajan tradisional.
Hanjeli
Hanjeli (Coix lachrima-jobi L), cocok dikembangkan di daerah marginal, dataran tinggi sampai dengan 1.000 dpl. Umur panennya 3,4-5 bulan dengan produktivitas 0,3-0,5 ton/ha.
Biji hanjeli yang telah disosoh dapat dikonsumsi seperti beras, dikukus, dibuat bubur dan makanan jajanan tradisional. Digunakan pula sebagai bahan baku tepung dalam pembuatan kue, memiliki kandungan protein tinggi 14-20% dan mengandung Vitamin E yang bermanfaat untuk Kesehatan.
Hanjeli dapat dimanfaatkan mulai dari daun, batang dan bijinya. Daun dan batang hanjeli dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Adapun bijinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan pangan, antara lain: bubur, tepung untuk aneka kue dan snack, minuman sehat (yoghurt) dan aneka jajan tradisional.
Soba
Tanaman dengan nama latin Fagopyrum esculentum Moench ini bisa hidup dengan baik di daerah subtropis, mampu hidup di dataran rendah daerah tropis, namun suhu hinggi membuat soba memiliki tingkat produksi yang rendah.
Produktivitas soba 1,7-4,3 ton/ha yang ditanam di Ciawi Bogor dengan ketinggian 400 mdpl. Soba memiliki gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Biji soba mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat. Selain itu, soba juga mengandung zat besi, fosfor, kalsium, magnesium dan kalium. Soba juga mengandung vitamin K, B1,B2,B3 dan B9. Soba dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan mie,kue, roti dan lain-lain.
Gandum
Gandum (Triticum, spp.) dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lokasi dengan ketinggian > 1.000 di atas permukaan laut (dpl), atau dataran rendah dengan karakteristik lahan beriklim kering dan suhu < 25°C. Umur panennya 3-4 bulan dengan produktivitas 1,3-2,4 ton/ha.
Gandum memiliki kandungan protein mulai dari rendah (8-9%), sedang (10-11%) dan tinggi (>12%). Selain itu juga gandum memiliki kandungan zat gizi diperlukan oleh tubuh, antara lain: serat, fosfor, kalium, kalsium, zat besi, zinc, vitamin B dan Vitamin C.
Gandum diolah menjadi tepung gandum atau lebih dikenal dengan nama tepung terigu. Tepung terigu digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan mie, snack, biskuit, kue, roti dan aneka olahan pangan lainnya yang berbagan dasar tepung terigu. Demikian diolah dari berbagai sumber.
Dr. Rachmat, S.Si M.Si
(PMHP Ahli Madya Ditjen Tanaman Pangan)