MAJALAHTEBAR.COM. Tengah malam sekitar jam satu saya terbangun. Saat itu saya mendengar sesuatu seperti bayi nangis. Lama-lama berubah seperti suara nenek-nenek ketawa.
Pada suatu ketika suami bercerita bahwa tengah malam sekitar jam duaan (dini hari) mendengar bunyi yang memiriskan hati bagi penakut. Mengerikan gitu. Gimana tidak, seharusnya sekitar jam duaan malam itu suasana sepi tetapi terdengar suara cekikikan dari seorang nenek. Saya sendiri mengalami hal yang sama. Begini cerita singkatnya.
Seperti biasa malam itu saya mengunci semua pintu dan mematikan semua lampu yang perlu dimatikan. Karena suami tidak pulang rumah mengaji di luar kota. Saya bersama anak-anak empat orang tidur bareng di satu kamar yang begitu luas. Maklum tinggal di pelosok kampung rumahnya masih luas dengan bangunan begitu sederhana.
Tengah malam sekitar jam satu saya terbangun. Saya di kamar kecil dan kembali berbaring tidur lagi. Namun pada saat itu saya mendengar sesuatu seperti bayi nangis. Lama-lama berubah seperti suara nenek-nenek ketawa. Saya adalah pemberani. Hidup di kampung harus siap semuanya. Apalagi dengan makhluk halus.
‘’khik, khik, khik…………., kalau dalam film itu menyerupai maklampir. Tiba-tiba suara itu hilang. Saya berusaha tidur kembali. Namun terasa sulit untuk bisa tidur pulas.
Tak lama kemudian muncul lagi suara itu yang ini lebih kenceng. ‘’khhhiiiiikkkkk………. kkkhhhhiiiikkkk……… Suara yang ini agak membuat bulu kuduk saya berdiri. Saya membangunkan anak yang pertama kelas enam SD. Saya dan anak mencoba mencari sumber suara itu dengan pelan sekali sambil mengintip-intip.
‘’Kok nggak hilang-hilang ini hantu atau bukan,’’ kata dalam hati saya.
Ternyata setelah mengintif melalui celah kayu jendela tembok rumah di sudut kamar tamu terlihat berdiri seorang nenek tua. Memakai baju serba putih. Wajah seperti manusia biasa namun agak kegelapan.
‘’Itu Maaa,’’ kata anak saya dan bersamaan dengan itu hantu itu menghilang.
Atas kejadian itu saya ceritakan kepada anak bahwa itu adalah makhluk Allah. Makhluk halus dibalik alam ini. Kita jangan takut kepada itu semua karena hidupnya masing-masing. Kalau mengganggu kita biarkan atau penasaran malah kita cari. Anak saya mengangguk.
Bagi Bapak/Ibu ceritakan kepada anak-anak kita yang memberikan motivasi pemberani, jangan malah ditakut-takuti. Saya yakin kalau sejak kecil di perkenalkan begitu sampai besar juga akan menjadi orang pemberani seperti saya. Karena oleh orang tua saya dahulu begitu, karena saya tinggal di tepi hutan dekat hutan Purwodadi, Jawa Tengah biasa menghadapi hal-hal yang bersifat misteri.*