MAJALAHTEBAR.com. Saya sebagai koordinator lapangan tentu berkeliling kota bahkan antar propinsi di wilayah Sulawesi (pulau Sulawesi). Mulai dari Sulawesi Selatan hingga Sulawesi bagian ujung baik barat, tengah, tenggara dan utara.
Kejadian misteri itu adalah perjalanan antara wilayah kabupaten Wajo berbatasan dengan Pinrang sampai Bone yang seharusnya ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam namun hanya satu jam dan selama perjalanan yang dilihat hanya makam putih. Begini ceritanya:
Ketika itu seingat saya hari Kamis, seperti biasa saya keliling di wilayah Sulawesi Selatan mula-mula dari Makasar, Maros, Pangkep, Baro, Pare-Pare sampai sore hari di Wajo dan malamnya ke Bone. Tidak seperti biasanya mengapa pada hari itu perasaan saya selalu ingat rumah di Jawa. Padahal biasanya tidak seperti itu.
Untuk menghilangkan suasana perasaan itu, saya telepon di rumah yang di Jawa. Maklum saya kerja di Sulawesi tetapi keluarga (istri dan anak-anak di Jawa tepatnya di Gresik, Jawa Timur). Bagi orang lapangan seperti saya ini dan teman-teman yang lain, kerja begini sudah biasa. Tidak kumpul dengan keluarga. Nggak apa (rapopo) yang penting hidup ini kita nikmati dan bahagia.
Begitu selesai telepon keluarga, istri dan anak-anak (dua orang dan sudah menempuh kuliah) katanya mengalami hal yang sama. Mengapa tiba-tiba ingat saya (ayah) terus pada waktu itu. Mereka juga telepon. Sehingga suasana sore itu saling telepon.
Setelah semua clear. Saya berpesan kepada keluarga agar jangan telepon dahulu karena mau menyetir dan melewati jalan yang cukup serius antara Wajo-Bone. Begitu gas di pancal mobil melaju melewati jalan seperti biasanya. Entah mengapa perasaan saya lain dari biasanya. Rasanya mengendarai mobil ada yang ikut mengendalikan setir.
‘’Apa-apaan ini. Tiba-tiba begini. Di jalan sepi sekali tanpa ada kendaraan lewat. Dan terasa memegang setir namun tidak mengendalikan setir. Dari kaca mobil, tiba-tiba mobil berubah menjadi mobil sedan yang mulus seperti mercy dan warna pink atau kemerahan. Entahlah dan entahlah yang penting saya kerja dan pasrah kepada Allah. Semoga selamat sampai tujuan. Amin…’’ kata hati saya.
Dan pada waktu itu saya merasa jalan yang saya lihat begitu halus dan terasa luas, terkesan lurus tanpa belok tajam, yang paling aneh sepanjang jalan raya itu yang ada Cuma makam (bangunan/batu makam) berwarna putih. Tidak satupun berpapasan mobil. Pokoknya suasana seperti dialam tersendiri/dunia lain.
Saya merasa mengendarai mobil terasa ringan. Tanpa henti dan rasanya tidak mau berhenti missal mau kencing, atau apa yang penting tidak ada rasa mau berhenti. Mobil berjalan stabil dan kencang. Saya tidak melihat kecepatan berapa.
Saya melirik jam baru satu jam perjalanan. Dan saya melirik kanan kiri di jalan. Namun betapa kagetnya ketika menoleh di sisi kanan yang semula makam putih jadi suasana telah sampai di Bone, lokasi yang saya tuju. ‘’Ini ndak masuk akal biasanya ditempuh sekitar 4 jam, ini baru satu jam,’’ gumam saya.
‘’Ya sudahlah, yang penting selamat dan lancar,’’ kata saya. Kemudian di malam itu saya mencari hotel di Bone dan menceritakan kejadian itu pada keluarga di Jawa. (Kejadian ini dialami Pak Bambang, Petugas Petrosida Gresik, yang disampaikan kepada Tebar).