MAJALAHTEBAR.com. Memang alam jagad raya ini kondisdinya luar biasa. Itulah kebesaran Tuhan. Manusia sangat-sangat terbatas. Untuk mengetahui yang nyata saja sulit antara lain kepastian terjadinya gempa. Apalagi untuk mengetahui atau membuktikan makhluk halus atau kejadian yang sulit diterima akal, pikir dan pikiran manusia. Makanya jadi manusia jangan sombong, menangnya sendiri dan tidak mau mengerti akan pendapat atau hal-hal yang di luar kemampuan manusia.
Yang akan saya sampaikan di Majalah TEBAR ini adalah suatu kejadian yang saya alami sendiri, di tepi sawah wilayah Jawa Tengah. Tepatnya di mana, rahasia. Kalau ada alamat komplit membikin pembaca ketakutan dan memang aturan dari redaksi dirahasiakan. Intinya saya ditemui raja siluman (makhluk halus).
Langsung saja ya…. Pada waktu itu matahari mau tenggelam saya istirahat sebentar sebelum melangkahkan kaki pulang ke rumah.
Karena saking lelahnya, saya tidak terasa sepertinya dalam kondisi duduk itu jadi tertidur. Dalam kondisi tersebut dalam pikiran saya seolah-olah saya mendapatkan penjelasan dan pengarahan dari petugas pertanian. Dalam penjelasan itu disampaikan berbagai macam pengetahuan seperti tentang mengendalikan hama, cara menanam yang benar, pembiayaan pertanian dan lain-lain. Kemudian makan bersama dengan petugas tersebut.
Setelah makan, dalam pikiran saya, saya melamun dan berangan-angan suatu keadaan yang enak, walaupun hanya dalam bayangan di kepala.
RAJA SILUMAN
Dalam melamun itu saya menerima uang dari seseorang yang wajahnya penampilan, wajah, pakaian seperti raja yang digambarkan dalam pementasan wayang orang. ‘’Mas, ini uang dari hasil jerih payahmu berkerja keras. Nilainya puluhan juta rupiah,’’ kata raja tersebut.
Saya menerima uang itu dengan senang dan tersenyum. ‘’Iya, terima kasih Sang Raja.
Kemudian saya menghitung uang itu, saya merasa menoleh kanan kiri dan menatap raja yang berdiri di hadapan saya itu, saya merasa seolah-olah berada di ruangan suatu kerajaan dengan pernik-pernik istana yang begitu indah.
Raja yang saya tatap itu seolah-olah memancarkan sorot mata keputihan. Di sekitar makhluk raja itu memancarkan cahaya keputihan juga. Rambut terlihat panjang terurai di sela-sela topi mahkotanya. Warna mahkota dan lingkaran-lingkaran ditubuhnya kuning keemasan. Menggunakan tongkat yang juga memancarkan keputihan.
Baju bagian bawah coklat kehitaman. Tampak gagah tinggi dan berwibawa. Kaki pakai sepatu namun bukan seperti sepatu kita pada umumnya, karena halus hamper menyerupai kulitnya. Di pinggang pakai kain yang warnanya kuning pucat keemasan. Pokoknya begitulah, karena tidak mudah digambarkan dengan kata-kata.
Entah mengapa saya tiba-tiba ingat anak istri, dan saat itu juga langsung saya baca sesuai keyakinan saya dan entah kekuatan darimana uang saya buang kearah raja itu. Namun pada saat itu raja sudah menghilang. ‘’Ya Allah, Ya Allah…., lindungilah saya. Tunjukkan saya jalan yang terbaik,’’ begitu kata saya sambil lari terbirit-birit dan sembari memilih jalan yang benar dalam kegelapan malam itu.
Syukurlah. Akhirnya sampai halaman rumah, setelah saya atur nafas, baru masuk rumah, dan kejadian ini tidak saya ceritakan dengan keluarga maupun teman-teman petani. Khawatir ketakutan atau malah dikira saya mengada-ada. Semoga ke depan menjadi pembelajaran pembaca bila menghadapi hal semacam ini. Sekian (sebagaimana penuturan petani kepada TEBAR).*