MAJALAHTEBAR.com. Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah identik dengan tembakau dan kopi, karena kedua komoditi ini banyak dikembangkan petani. Citarasa yang khas dari tembakau dan kopi dari Temanggung sudah melekat pada penikmat olahan hasil panen keduanya.
Fokus petani lebih ke arah menjaga kontinyuitas atau meningkatkan produksi. Caranya, dengan memberikan nutrisi tanaman melalui pemupukan sesuai kebutuhannya selama pemeliharaan, termasuk saat memasuki panen.
Unsur hara apa saja yang dibutuhkan, perlu diketahui dengan melakukan analisa laboratorium. Tetapi Boy Wahidin memiliki saran minimal kebutuhan N, P dan K nya terpenuhi.
“Lebih bagus dengan hara mikro yang walaupun kecil tetapi keberadaannya dibutuhkan. Kalau kita tidak bisa mengukur, ya gunakan saja pupuk yang sudah dibuat untuk tanaman kopi seperti NPK Kopi 18-8-10 Pak Tani. Biasanya kalau sudah beli sekali besoknya akan balik bali lagi,” ungkap petani kopi dan juga pemilik Kios Tani Subur, Plekoran, Kalibanger, Gemawang, Temanggung.
Memang, tambah Bawon Wahidin, tidak secara langsung meningkatkan produksi misal dari sebelumnya 1 ton menjadi 1,5 ton. Pengaruh yang nyata, pupuk ini membuat tunas baru tumbuh dengan cepat, sehingga jika tanaman yang semula produksi sudah menurun menjadi tetap stabil.
Sudah banyak petani yang mengetahui bahwa tanaman kopi robusta Temanggung jika sudah mencapai puncak produksi tahun ini, umumnya produksi tahun berikutnya menurun.
Penurunan produksi kopi di masa ini rata-rata 40 – 50%. Penggunakan NPK Kopi 18-8-10 Pak Tani membantu munculnya tunas baru lebih cepat sehingga penurunan produksi kopi bisa ditahan hingga hanya menurun 20 – 25% saja.
“Walapun ada petani yang merasa bertambah, itu kemantapan mereka. Tetapi yang jelas kandungan hara dari NPK Kopi 18-8-10 Pak Tani sangat pas buat tanaman kopi di Temanggung,” imbuh petani dengan kepemilikan tanaman kopi lebih dari 1000 batang ini.
Selain itu, ada bonus dari terobosan Bawon Wahidin ini, yaitu pedagang berani membeli kopi berasan (OC) dengan harga lebih tinggi. Menurut pengakuan pedagang, kualitas buah kopi lebih bagus dibandingkan dengan kopi yang tanpa tambahan pemupukan. Warna kulit buahnya lebih cerah.
Produksi bisa tetap stabil menjadi hal yang lebih menyenangkan petani. “Itu sudah sangat menguntungkan. Apalagi kalau bisa meningkat produksinya, makin mantap lagi,” ujarnya penuh semangat.
Boy mengakui, NPK Kopi 18-8-10 Pak Tani termasuk yang paling mahal diantara pupuk untuk tanaman kopi yang dijual di kiosnya. “Tapi ada petani perempuan yang mengaku tidak peduli mahal. Yang penting hasilnya bagus dan menguntungkan,” pungkasnya.*