MAJALAHTEBAR.com. Pada saat itu saya merasa ragu-ragu mau balik ke Jakarta. Mau malam itu juga atau mundur besuk pagi. Akhirnya saya putuskan malam jalan pelan dan besuk biar ada waktu longgar. Saya memutuskan balik ke Jakarta itu setelah mengikuti acara pertemuan di Pemalang, Jawa Tengah. Saya mengendarai mobil sedan. Dalam benak sebelum berangkat, sempat timbul rasa khawatir.
Malam itu saya menyetir sendiri dan memang hanya sendirian dalam perjalanan itu. ‘’Sudahlah semoga semua lancar sampai Jakarta,’’kata saya pada diri saya sendiri.
Malam itu sekitar jam 10, setelah acara penutupan selesai langsung saya menuju parkir mobil dan sambil baca Bismilah memulai perjalanan.
Saya menyetir mobil sedan dengan tenang. Kecepatan berkisar 80-100 km/jam. Saya selama dalam perjalanan membaca ayat-ayat sesuai keyakinan saya secara terus menerus, dan selalu konsentrasi pada kondisi perjalanan.
Begitu masuk jalan tol yang masih di wilayah Pemalang Jawa Tengah, saya merasa perjalanan kelihatan sepi. Sejauh-jauh mata memandang tidak kelihatan kendaraan baik yang jalan searah maupun lawan arah. Sementara di bagian belakang terlihat dari kaca spion juga terlihat gelap.
“Tumben malam ini sepi sekali,” kata saya.
Dalam kesempatan tersebut sekaligus untuk menambah kemantapan dalam berkendara, saya semakin kencang dalam membaca ayat-ayat nenurut keyakinan saya. Saya mengurangi kecepatan mobil menjadi 80 km/jam.
BAU BANGKAI
Pada saat itu, tiba-tiba saya merasa ada bau busuk, seperti bau bangkai yang telah dimakan belatung. Saat itu juga saya membaca ayat sesuai keyakinan saya semakin kencang dan tetap tenang stabil mengendarai mobil. Kemudian terdengar suara ketawa (cekikikan) entah seorang wanita atau nenek-nenek, yang dihati saya terasa ngeri campur merinding. Seketika itu juga mengurangi kecepatan jadi 60 km/jam.
Betapa kaget saya di kaca depan ada makhluk putih dan berambut tidak teratur. Pada saat itulah secara refleks saya mengeraskan bacaan ayat sesuai keyakinan saya, dan makhluk putih pindah terbang disamping kiri mobil.
Terlihat jelas makhluk memakai baju serba putih. Muka menyeramkan. Mata merah. Hidung tidak begitu jelas. Mulut besar menganga. Saya mendengar makhluk menjerit-jerit, “panas, panas……” dan menghilang di kegelapan malam.
Saya menenangkan diri beristirahat di rest area terdekat. Makan yang panas-panas bakso dan minum kopi hitam. Saya melanjutkan perjalanan. Anehnya, jalan tol ramai dan di malam itu begitu padat. Dalam hati saya bertanya-tanya.
Kenapa tadi jalan begitu sepi tak ada satupun kendaraan lain dari kedua belah arah. Apa tadi saya berjalan di tol alam lain? Apa tadi mata saya diprogram oleh makhluk tadi tidak bisa melihat kendaraan lain? Apa-apa…..?? Entah itulah manusia menghadapi begitu saja sudah dibuat bingung. Makanya jangan sombong.
“Sudahlah yang penting selamat dan melanjutkan perjalanan kembali dalam kondisi normal,” kata saya sendiri.
Di Jakarta, kejadian tersebut saya ceritakan kepada teman yang tahu tentang makhluk gaib (makhluk misterius) tersebut. Katanya, untung saya masih dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan usaha saya membaca ayat-ayat Tuhan membuat makhluk halus menjadi kepanasan dan kembali lagi ke alam aslinya.*