MAJALAHTEBAR.COM. Dalam menikmati liburan kali ini saya merasa kurang sreg (fress) ketika menuju tempat wisata di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat. Padahal di tempat tersebut saya rutin hampir setahun dua kali refresing dan melepas penat bekerja seharian yang terkesan begitu-begitu saja.
Saya sekeluarga seperti biasa setelah keliling melihat binatang terus duduk-duduk di kursi di bagian taman itu. ‘’Kenapa ya saya merasa bingung dan nggak enak,’’ Tanya dalam hati saya. Namun sepertinya istri dan dua anak saya tahu bahwa saya tidak seperti biasanya.
‘’Pak, ngapain sejak tadi kelihatan kurang heppy,’’ Tanya anak saya yang laki.
‘’Nggak, tak ada apa-apa,’’ jawab saya.
Kemudikan kita berempat makan. Suasana makan seperti biasanya. Kita bersendau gurau dan penuh kekeluargaan yang bahagia. Pokoknya kita senang bahagia dan akrab. Begitulah refresing. ‘’Nah begitu Pak, ‘’ ujar anak saya yang perempuan.
Setelah makan kita jalan-jalan santai. Sampailah pada situasi bawah pohon besar yang rimbun dan di situ ada beberapa kursi panjang. Kita duduk saling menyebar tetapi masih dalam lingkup bawah pohon itu. Pada saat saya mau duduk, saya merasa terkejut.
Tiba-tiba saya merasa pada ruangan tamu yang mewah dan melihat tengkorak manusia utuh yang sedang tiduran.. Wujudnya bagi saya sangat menyeramkan, warna keputihan semu hitam, Saya melihat dari bawah ke atas dan bagian muka sepertinya gigi dan mulut bergerak. Mata kelihatan memerah menyala.
‘’Hiiiii, hiiiii….. ‘’dan mau mengucap keras terasa berat. Saya ucek dan kedipkan mata dan memperhatikan tengkorak itu masih tetap saja menunjukkan wujudnya. ‘’Bener ini memang tengkorak sengaja dipasang untuk hiburan,’’ kata dalam hati saya.
Namun dalam hati saya berkata tidak mungkin. Karena selama ini setiap kali berkunjung ke situ tidak ada sajian seperti itu. Lagipula kursi disediakan bukankah untuk duduk-duduk para pengunjung. Dalam hati saya hanya merasa heran, aneh dan tidak bisa diucapkan.
Karena saking penasaran kemudian saya mencoba memegang bagian kaki, dan pada saat mau akan pegang dan belum terasa terpegang seketika itu juga tengkorak itu menghilang. ‘’Waduuhhh…!!!!. Hiiii…….!!!!!’’ Seketika itu juga saya teriak sekerasnya sampai-sampai istri dan anak-anak kaget mendengar.
‘’Ada apa Pak,’’ Tanya anak dan istri bersamaan.
‘’Nggak ada apa-apa biasa ngomong sendau gurau sebagai tanda mengajak pindah. Yok, kita meneruskan perjalanan . Kita berempat pindah tempat menikmati situasi yang lain.
Memang sengaja peristiwa gaib tersebut tidak saya ceritakan kepada keluarga. Karena kalau sampai mereka tahu tentu akan menjadi beban dan pikiran.
Bagi saya kejadian gaib sudah biasa. Hal-hal semacam itu adalah sebagai bukti bahwa kehidupan dibalik dunia nyata ini memang ada, dan nanti di alam setelah mati juga pasti akan terjadi.
Maka persiapkanlah untuk kehidupan mendatang secara matang.*