.Memasuki pergantian musim dari musim kemarau ke musim penghujan yang dikenal dengan istilah Pancaroba biasanya terjadi (dimulai) pada bulan Oktober-November. Namun karena adanya perubahan efek iklim global maka peralihan musim tersebut menjadi tidak menentu. Bisa terjadi lebih cepat atau bisa menjadi lebih lambat dari jadwal umumnya.
MAJALAHTEBAR.com. Pada musim pancaroba biasanya curah hujan dan intensitas matahari menjadi tidak menentu juga, sehingga kelembaban udara meningkat.
Akibat musim pancaroba ini juga akan memberi pengaruh pada sektor pertanian. Cuaca yang sering berubah-ubah akan menjadikan penyakit mudah berkembang, seperti angin musim penghujan yang membawa bibit penyakit pada tanaman.
Musim pancaroba menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri bagi petani karena biasanya pada musim ini OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) akan tumbuh lebih pesat sehingga menyebabkan kerusakan pada tanaman yang berakibat pada penurunan produktivitas tanaman saat panen.
Salah satu ciri bahwa sudah masuknya musim penghujan adalah suhu udara yang relatif dingin saat siang hari, dan sangat dingin pada malam hari. Serangan hama tak hanya menyebabkan kerusakan fisik tanaman dari aktivitas makannya pada budidaya kita, tetapi ada beberapa diantara hama tersebut yang menjadi vektor virus.
Vektor virus adalah istilah bagi hama yang berperan menyebarkan virus pada tanaman sehat. Sebagai akibat serangan vektor hama tadi, tanaman yang sudah terinveksi oleh virus menjadi tanaman yang sangat tidak produktif sama sekali.
Beberapa tanaman yang menjadi langganan serangan hama penyakit ketika musim pancaroba adalah padi, bawang merah, cabai, ubi jalar, kubis, dan beberapa tanaman sayur lainnya. Hama yang umumnya berkembang pesat pada musim pancaroba adalah Ulat. Ketika tanaman telah terserang hama maka sebagian besar organ tanaman menjadi rusak sehingga rentan terjangkit oleh Virus/Bakteri penyebab penyakit. Untuk itu kita perlu waspada dan mengantisipasi ledakan OPT saat musim pancaroba.
Berikut beberapa langkah untuk mengantisipasi ledakan OPT saat musim pancaroba :
Mengenal Jenis Hama dan Penyakit yang biasa menyerang
Biasanya hama dan penyakit yang menyerang komoditas pada suatu musim sifatnya tetap, misal pada musim pancaroba Ulat akan menjadi hama utama pada beberapa komoditas seperti padi, kubis, cabai, dan bawang yang berakibat dapat menurunkan produktivitas tanaman. Setelah mengetahui hama utama yang menyerang suatu jenis tanaman pada musim tertentu maka kita akan lebih mudah dalam mengantisipasi ledakan hama.
Mengetahui Siklus Hidup OPT
Dengan mengetahui siklus hidup OPT maka kita akan mudah mengadakan pencegahan pada perkembangbiakan hama tersebut sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang berarti pada tanaman.
Misalnya pada Ulat Grayak (Spodoptera litura) yang umumnya menjadi hama pada semua jenis komoditas. Siklus hidup pada Ulat Grayak adalah telur – ulat/larva – kepompong – imago/ ngengat, dari siklus hidupnya fase yang paling membahayakan adalah saat fase larva (ulat).
Larva ini sangat aktif di malam hari dan menyerang tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan saat siang hari mereka bersembunyi di tanah karena takut sinar matahari. Satu ekor ngengat betina bisa bertelur sebanyak 3000 telur, sehingga bisa dibayangkan berapa banyak jumlah larva yang akan menyerang tanaman.
Menentukan Cara Pengendalian
Pengendalian Cara Alami
- Membersihkan lingkungan dari sisa tanaman musim sebelumnya / membersihkan rumput liar yang menjadi sumber hama penyakit.
- Melakukan penanaman secara serempak dan pemilihan waktu yang tepat. Tanam serempak berguna untuk mengurangi populasi hama karena tidak ada tanaman yang mendahului yang menjadi pengundang bagi hama, sedang tanam tepat waktu sebagai upaya untuk mengantisipasi (menghindari) agar tidak bersamaan dengan waktu perkembangbiakan hama.
- Menyeimbangkan ekologi. Meningkatnya populasi hama bisa jadi dipicu oleh terputusnya rantai makanan, misal pada hama ulat, dengan berkurangnya populasi burung pemangsa maka jumlah ulat yang berkembang biak akan lebih banyak.
Untuk itu memperbaiki siklus rantai makanan sangat disarankan semisal melepas unggas (Itik/bebek) di sawah saat musim tanam. Selain itu bisa juga dengan menerapkan sistem tanam polikultur (menanam beberapa jenis tanaman pada suatu area) hal ini akan menekan populasi hama karena dengan adanya keaneka ragaman tanaman akan meningkatkan keanekaragaman serangga menguntungkan sebagai predator pada hama utama.
- Melakukan pergiliran varietas. Pergiliran varietas antar musim berguna untuk menghambat serangan hama karena apabila menggunakan varietas yang sama dalam kurun waktu lama akan menyebabkan resistensi pada hama.
Pengendalian Cara Kimia
Pengendalian hama secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida baik kontak ataupun sistemik. Sedangkan waktu aplikasi bisa dilakukan di pagi hari atau sore hari.
Beberapa contoh insektisida produk PT Petrosida Gresik yang sudah tersedia di Distributor/Kios :
- NAGA 500 EC berbahan aktif BPMC 500 g/l. Insektisida racun kontak berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berguna untuk membasmi Wereng Coklat pada pertanaman padi.
- BUPROSIDA 100 EC berbahan aktif Buprofrezin 100 g/l. Insektisida yang bersifat menghambat chitin, memiliki daya berantas terhadap nimfa dan mencegah penetasan telur wereng pada tanaman padi.
- SIDACIN 50 WP berbahan aktif MIPC 50%. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan, berguna untuk membasmi hama belalang, walang sangit hama pelipat daun, wereng coklat, penghisap buah, dan kutu putih.
- SIDAFUR 3G berbahan aktif Karbofuran 3%. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk butiran berguna untuk membasmi hama wereng coklat dan penggerek batang.
- TOPDOR 10 WP berbahan aktif Imidacloprid 10%. Insektisida sistemik, racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan untuk membasmi hama Kutu Daun, Wereng Coklat dan Belalang.
- SIDAMEC 20 EC berbahan aktif Abamektin 20 g/l. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berguna untuk membasmi hama Thrips, Penggorok Daun, Kutu Daun, Perusak Daun, dan Ulat Crop.
- VENDOR 212 SL berbahan aktif Imidacloprid 212 g/l. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan hama Kutu Daun.
- SIDATAN XR 525 SL berbahan aktif Dimehipo 525 g/l. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk larutan dalam air untuk mengendalikan hama penggegrek batang dan wereng coklat.
- SIDASAT 75 SP berbahan aktif Asefat 75%. Insektisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat larut dalam air untuk mengendalikan hama Ulat Grayak.
- EMAZO 75 EC berbahan aktif Emamektin Benzoat 75 g/l. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama Ulat Grayak.
- PERMIFOS 555 EC berbahan aktif Klorpirifos 500 g/l dan Sipermetrin 55 g/l. Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan hama perusak daun.*
INFORMASI LEBIH LANJUT
DAPAT MENGGUNAKAN :
- Aplikasi SIDACARE, dapat diakses melalui Google Play (Download Sidacare).
- Layanan Pelanggan : 081 33 5060 777
Bangga Jadi Petani
Maju Bersama Petrosida